Direktur Bank Sampah Tebuireng (BST), Ahmad Faozan memberi edukasi di depan santri putri Tebuireng Kesamben soal peduli lingkungan. (foto: aulia)

Tebuireng.online— Sabtu 24 Agustus 2024, 18 santri putri, 1 pimpinan dan 2 pembina Tebuireng Kesamben berkunjung ke Bank Sampah Tebuireng (BST) dengan tujuan penelitian mengenai sampah. Rombongan tersebut datang disambut hangat oleh Tim Edukasi, Direktur BST dan Mudir Pemelihara Lingkungan Tebuireng.

Mula-mula santri diberi pre-test sebelum menerima materi, kemudian dilanjut dengan pembukaan dan sambutan-sambutan. Dalam sambutan pertama, Ali Subhan sebagai pimpinan dari Pondok putri Tebuireng Kesamben menyampaikan pihaknya bersyukur atas peradaban kepedulian lingkungan ini.

“Alhamdulillah ada peradaban baru, dengan peduli lingkungan. Adek-adek perjalanan jauh dari kesamben. Pagi hari ini kami nawaitu untuk mencari ilmu,” ungkapnya pada Tim BST saat kunjungan.

Santri mengikuti pre-test soal lingkungan di kantor BST Tebuireng.

Pihaknya mengaku telah ditunjuk oleh Dinas Lingkungan Hidup untuk peduli lingkungan, “karena kami punya divisi sendiri lingkungan hidup, maka kami ke sini dulu. Ini bagian dari kesamben, kesamben bagian dari pusat. Alhamdulillah ini tempatnya menarik. Kita sama-sama belajar mengolah sampah,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu juga, Direktur BST, Ahmad Faozan menyampaikan alasan atau latar belakang mengapa Pesantren Tebuireng harus peduli lingkungan termasuk tahu soal pengelolaan sampah dengan membentuk BST itu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Menurutnya, hampir semua kitab Fikih, itu babnya selalu dimulai dari bab toharoh. Artinya panduan kebersihan ini selain kebersihan hati, kebersihan pikiran, kita ngaji kitab adabul alim wal muta’alim juga sekaligus praktiknya.

“Misalkan ada sampah di depan kelas atau di halaman itu harusnya dibersihkan. Kadang seringkali kita membiarkan begitu saja,” ungkapnya membahas latar belakang mengapa harusnya santri peduli lingkungannya.

Baca Juga: Siswa Tebuireng Belajar ke BST, Ubah Sampah Menjadi Berkah

Mantan Direktur Tebuireng Media Grup itu juga memberikan motivasi kepada seluruh santri yang dengan menceritakan kisah seorang sahabat Nabi yang bernama Ummu Mahjah.

“Ada perempuan hebat di zaman nabi, namanya Ummu Mahjah. Perempuan yang suka bersih-bersih masjid, dia karena modalnya hanya bersih-bersih, ya itu yang dilakukan,” ceritanya.

Pada suatu waktu, lanjutnya menceritakan, saat itu Ummu Mahjah di masjid beliau itu ada kegiatan belajar mengajar di masjid Nabi. Tapi ketika beliau wafat, nabi tidak dikabari, malamnya begitu mendengar Ummu Mahjah meninggal, para sahabat dimarahi.

“Kenapa saya tidak dikasih tahu, Ummu Mahjah seorang petugas kebersihan masjid kenapa saya ga dikasih tahu, betapa nabi menangis dan meminta besok pagi saya harus diantarkan ke kuburannya,” begitu Ahmad Faozan menceritakan kutibah kisah itu.

Dari sanalah, menurutnya kita menjadi tahu bahwa hal ringan tapi besar pahalanya yaitu bersih-bersih. “Tidak hanya bersih-bersih soal di masjid dan di kamar, tapi di manapun kita berada, peduli lingkungan termasuk kebersihan itu penting, itu yang perlu disadari bersama.” Tutupnya.



Pewarta: Aulia