tebuireng.online.- Untuk membangun kewirausahaan dan koperasi warga NU, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) telah menyediakan dana sebesar Rp 2,1 Triliun untuk kredit mikro. 1403701519

Anggaran ini akan dikucurkan untuk anggota koperasi warga NU tanpa agunan. “Ada modal sebesar Rp 2, 1 Triliun yang bakal dikucurkan untuk wirausahan muda melalui koperasi.  Koperasi itu menyalurkan kredit kepada nasabah tanpa agunan,” terang Ketua HPN Abdul Wahid pada pelatihan kewirausahaan di Aula Wahab Hasbullah Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Rabu (25/6).

Gerakan Kewirausahaan Nasional yang dibuka Menteri Koperasi dan UKM, Syarief Hasan ini diikuti sekitar 1000 usahan muda dari Fatayat NU, Muslimat NU, Gerakan Pemuda Ansor, dan kalangan pesantren.

Dengan gerakan ini, lanjut Wahid, HPN menargetkan muncul sebanyak 5 koperasi dari wirausahawan Nahdliyin. “Kita juga melakukan penandatanganan Deklarasi Gerakan Ekonomi Saudagar NU untuk berkoperasi yang dilakukan perwakilan dari Jawa, perwakilan Luar Jawa dan PCINU Hongkong,” tandasnya.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj yang hadir dalam kesempatan tersebut juga memberi motivasi kepada warga NU untuk mengembangkan wirausaha, khususnya di dunia perdagangan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Berdagang bukan hal baru bagi kalangan NU dan Islam, bahkan para ulama pendiri NU telah memulai dengan organisasi Nahdlatut Tujjar sekitar tahun 1918,” ujarnya.

Sementara itu Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan mengatakan, Indonesia menjadi incaran negara lain sebagai pasar perdagangan. Karenanya, pihaknya meminta kalangan muda untuk bisa menjadi wirausaha mandiri.

“Kita harus bisa mengusai pasar sendiri, karena potensinya sangat besar, jangan sampai hanya di kuasai Negara lain,” tegasnya saat membuka pelatihan Gerakan Kewirausahaan Nasional.

Syarief mengatakan, Indonesia masih kekurangan wirausahawan. Dari jumlah penduduk yang ada seharusnya muncul pengusaha sebanyak 2 persen. “Hari ini kita masih 1,6 persen pengusaha. Ini yang menjadi perhatian karena (untuk) menurunkan kemiskinan rakyat Indonesia,” imbuhnya.

Meski demikian, ia mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tajam. Perkapita pada tahun ini sudah jauh lebih tinggi dari tahun 2004 lalu. Sekarang sudah Rp 40 juta/pertahun dan 2004 lalu hanya 10 juta/tahun,” pungkasnya. (Muslim Abdurrahman/anwar)