Sumber gambar: http://beritacinta12.blogspot.com

Oleh: sabdawaktu*

Sudah biasa ada banyak orang yang datang lalu pergi, banyak dari mereka yang menitipkan luka dan air mata lalu saat tertawa terbang tanpa pamit satu pesan saja. Sudah biasa diantara mereka kembali lagi dengan tangisan yang sama dan hilang lagi saat sudah menemukan di mana mereka harus bahagia. Sudah biasa sekali, datang lalu pergi, datang lagi berkali-kali tanpa berpikir bahwa luka dan air mata yang telah mereka titipkan terlalu berjibun dan mengental di satu dada, menjadi luka tanpa diobati.

Ada banyak orang yang menyatakan hal sama, bahwa ia seperti tong sampah yang dibutuhkan hanya untuk membuang luka, derita, darah, nanah, dan segenap cerita yang usainya tidak seperti harapan. Pada saatnya ia akan ditinggalkan dan setelah itu akan ada lebih banyak orang baru yang datang. Meski masih akan seirama, kedatangan yang membawa duka dan pergi tanpa pesan apa-apa.

Lalu apa yang mampu kita lakukan? Berhenti menjadi pendengar atau berlari lebih jauh agar tak ada lagi yang datang menghampiri? Tidak. Tetaplah bertahan di sini. Menikmati luka dan bahagia yang mereka ciptakan sendiri, meski tanpa dibagi. Sebagai pendengar setia, kamu akan merasa bahagia karena sudah membuatnya bebas dari segala siksa. Lagi-lagi meski akhirnya kamu harus lebih mampu bertahan untuk mengubur sakit, luka-luka itu sendiri tanpa harus meminta mereka datang kembali untuk menjemput luka yang dititip atau air mata yang ditinggal pergi.

Aku atau kamu yang pernah merasakan ini, jangan pernah berpikir bahwa kita akan berhenti sampai di sini. Membiarkan mereka yang menangis tenggelam sendiri, atau pura-pura tak mendengar apapun lagi. Jangan. Sebab aku selalu percaya, Tuhan sudah menjadikan diantara kita sebagai salah satu manusia yang paling kuat diantara mereka. Maka tetaplah tenang dengan kedatangan orang atau kepergian mereka yang tanpa kabar.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Bahkan tak usah berpikir suatu saat mereka akan kembali padaku atau padamu hanya untuk mengantarkan sebuah bingkisan mahal sebagai ucapan terimakasih telah menjadi tempat paling baik saat mereka luka hati. Tak usah, sekali lagi Tuhan yang telah menghapus luka duka mereka melalui keberadaan kita di sini. Maka, kita adalah tangan Tuhan yang mampu membuat banyak orang merasa lebih baik dan bahagia dengan segenap permasalahan hidupnya yang lama menyiksa diri.

Biarlah ada banyak orang yang datang lagi dan biarlah mereka pergi atau hilang tak kembali lagi. Akan terus begitu hingga akhirnya, ada satu, dua, atau tiga orang yang akan benar-benar memahami; ia tetap di sisimu. Bercerita – mendengarkanmu kembali. Itu akan tiba pada waktunya. Akan hadir orang-orang tepat yang tak hanya datang menitipkan luka lalu pergi kala bahagia. Kita tinggal bersabar dan membisikkannya pada Tuhan pencipta cerita. Aku selalu percaya, bahwa Tuhan adalah maha romantis yang selalu memberi kita kejutan tentang cerita-cerita yang begitu manis. Sekali lagi, tetaplah membuka pintu untuk kedatangan orang-orang yang lebih banyak lagi.

Tetaplah menjadi pendengar yang baik meski kau tak mampu memberi solusi, setidaknya pada waktu itu mereka tak merasa menghadapi masalahnya sendiri di dunia yang begitu besar ini. Hingga akhirnya kau akan paham dan lebih mengerti betapa banyak warna-warni kehidupan ini hingga tiba pada satu masa dimana semua orang harus bertahan dengan segala cerita-cerita dalam kehidupannya. Katakan pada diri kita, bahwa kita mampu menjadi orang baik untuk alam semesta.


*Ditulis dalam buku Senja & Hujan Tanah Rantau.