
Oleh: Ayu Amalia*
Sekolah hingga tingkat perguruan tinggi untuk mendapatkan sebuah gelar doctor atau profesor ternyata tidak cukup untuk mengubah tindakan manusia atau perilaku manusia. Meskipun beberapa sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia berhasil menghasilkan mahasiswa yang cerdas, tetapi tidak menjamin mencetak lulusan benar-benar terdidik.
Seperti yang kita ketahui, sistem pendidikan di Indonesia hanya mengajarkan disiplin ilmu seperti teknologi dan pengetahuan. Namun, pendidikan moral sekarang sering dilupakan, sehingga banyak orang pintar menjadi tidak terdidik. Inilah mengapa orang pintar adalah mayoritas pelaku kejahatan, termasuk mereka yang melakukan korupsi.
Pernyataan “orang pintar belum bisa dikatakan terdidik” mengandung makna bahwa kepintaran dan pendidikan tidak selalu otomatis bergandeng dalam diri seseorang. Pintar seringkali merujuk pada kemampuan seseorang dalam hal intelektual, seperti kemampuan memecahkan masalah, memahami konsep kompleks, atau memiliki pengetahuan yang luas. Namun, pendidikan lebih dari sekedar kecerdasan intelektual; ia juga mencakup pengembangan karakter, etika, sikap, dan kemampuan sosial.
Orang yang pintar mungkin memiliki kemampuan akademik yang tinggi, namun orang yang terdidik juga mengembangkan kebijaksanaan, etika, nilai-nilai moral, dan kemampuan untuk berperilaku dengan cara yang baik dalam masyarakat.
Pendidikan yang sejati tidak hanya mengajarkan seseorang untuk menjadi cerdas, tetapi juga untuk menjadi manusia yang baik dan bermanfaat bagi lingkungannya.
Jadi, seseorang bisa menjadi pintar dalam hal pengetahuan, namun belum tentu memiliki kebijaksanaan atau pemahaman yang mendalam tentang bagaimana menggunakan pengetahuan itu untuk kebaikan, yang merupakan esensi dari seseorang yang terdidik.
Di sisi lain, masih ada banyak orang yang terdidik yang mampu mengambil alih tetapi tidak dipilih. Orang yang pintar belum bisa dikatakan terdidik karena “kepintaran” dan “terdidik” memiliki makna dan dimensi yang berbeda.
- Kepintaran seringkali merujuk pada kemampuan intelektual, seperti kemampuan dalam memahami dan menguasai pengetahuan atau keterampilan tertentu dengan cepat. Misalnya, seseorang mungkin pandai dalam matematika, ilmu pengetahuan, atau keterampilan teknis lainnya. Kepintaran sering kali diukur dengan pencapaian akademis, tes IQ, atau kemampuan untuk memecahkan masalah yang rumit.
- Terdidik, di sisi lain, mencakup aspek yang lebih luas dari pengembangan manusia. Orang yang terdidik tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga memiliki nilai-nilai moral, etika, kebijaksanaan, kemampuan berpikir kritis, serta pemahaman tentang tanggung jawab sosial. Pendidikan melibatkan pembentukan karakter, pengembangan empati, dan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain secara positif.
Dengan kata lain, kepintaran lebih berfokus pada pengetahuan dan keterampilan intelektual, sementara pendidikan mencakup pembentukan karakter, kebijaksanaan, nilai-nilai moral, dan pemahaman sosial.
Misalnya, seseorang bisa sangat pandai dalam matematika atau sains, tetapi jika mereka tidak memiliki empati, etika, atau kemampuan untuk memahami dan menghormati orang lain, mereka mungkin belum dapat dikatakan terdidik secara utuh. Terdidik adalah tentang menjadi manusia yang lebih baik secara menyeluruh, bukan hanya cerdas secara intelektual.
Meskipun kepintaran sangat berharga dalam hal kemampuan intelektual, terdidik memberikan dasar yang lebih kuat untuk sukses dalam jangka panjang karena melibatkan lebih banyak aspek kehidupan manusia. Orang yang terdidik tidak hanya pandai secara akademis, tetapi juga bijaksana dalam mengambil keputusan, menghormati orang lain, dan memiliki nilai-nilai yang positif. Mereka cenderung lebih mampu mengatasi berbagai situasi dalam kehidupan karena memiliki pandangan yang luas dan seimbang.
Contoh yang sederhana adalah bahwa seseorang bisa menjadi jenius dalam dunia teknologi, tetapi jika mereka tidak memiliki keterampilan interpersonal, empati, atau etika, mereka mungkin kesulitan dalam bekerja sama dengan orang lain atau memahami dampak sosial dari pekerjaan mereka.
Kepintaran memang berharga, tetapi pendidikan yang baik (terdidik) memberikan dasar untuk menjadi manusia yang lebih utuh, yang bisa membawa dampak positif tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi masyarakat.
*Alumnus KPI Unhasy.