KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) memberi sambutan dalam acara Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam (PERMA PENDIS) Indonesia, Sabtu (9/2/19) di Pesantren Tebuireng. (Foto : Yogi)

Tebuireng.online- Dalam sambutannya pada acara Pelantikan Pengurus Profesi Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam (PERMA PENDIS) Indonesia, Sabtu (9/2/2019). KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) mengungkap beberapa penyebab turunnya mutu pendidikan Indonesia. Pada acara kongres pertama yang bertempat di gedung KH. Yusuf Hasyim Pesantren Tebuireng ini Gus Sholah berbicara banyak hal tentang pendidikan.

“Masalahnya dua hal, mutu bahan baku dan kesejahteraan,” ungkap Pengasuh Pesantren Tebuireng ini.

Berawal dari pembahasan tentang konsep pendidikan yang meliputi tiga aspek; yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, Gus Sholah mengungkapkan bahwa walaupun perhatian pemerintah lebih tinggi terhadap pendidikan aspek kognitif dibandinkan afektif, aspek kognitif belum bisa disebut baik.

“Kognitif di Indonesia walaupun di atas afektif tetap masih kurang baik,” ungkap cucu Hadratussyaikh KH. Hasyim Asyri itu.

Pada kesempatan tersebut, Gus Sholah menjelaskan kurangnya mutu pendidikan aspek kognitif terlebih pada aspek afektif. “Masalah utama kita ada pada mutu guru. Ini jadi masalah nasional,” tutur beliau lagi seraya memaparkan beberapa data terkait tes penerimaan guru dalam hal kompetensi.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Menurutnya, hal kedua yang menjadi masalah pendidikan adalah persoalan kesejahteraan. Gus Sholah membandingkan dengan kesejahteraan yang diterima para guru di Negara Fitlandia yang begitu besar dan menyejahterakan.

Setelah Gus Sholah menyampaikan sambutan, acara dilanjutkan dengan pengukuhan dan pelantikan pengurus Perma Pendis Indonesia dan dilanjutkan sambutan dari dari perwakilan Kementrian Agama.

Pewarta: Eko H Salamun/Ananda Prayogi

Editor/Publisher: RZ