Sumber gambar: www.kanigoro.com

Oleh: Lu’luatul Mabruroh*

Muhammad Iqbal berpendapat bahwa sebenarnya orang Islam secara universal tidak membatasi dengan batasan-batasan yang bersifat fisik dan kenegaraan yang sempit. Bahkan melewati batasan-batasan tempat dan waktu, dan merenungkannya sebagaimana tabiat kemanusiaan dan sebagaimana manusia pada umumnya.

Di dalam bentangan waktu yang sangat jauh sebagaimana bentangan sejarah Islam. Dan di dalam bentangan jarak yang sangat luas sebagaimana bentangan dunia Islam. Di dalam sebuah kasidah disebutkan: sesungguhnya muslim tidak mengetahui batasan-batasan bumi, dan mereka juga tidak mengetahui cakrawala pelabuhannya.

Muhammad Iqbal juga memiliki keyakinan bahwa sesungguhnya seluruh alam adalah negeri bagi muslim. Beliau berkata dalam sebuah bait, “Muslim Rabbani (memiliki sifat-sifat Tuhan) bukanlah yang di timur maupun yang berada di barat,” bukan yang berada di negeri Dahliy, bukan juga Isfahan maupun Samarkand. Sesungguhnya  tanah air orang muslim adalah meliputi seluruh alam. Begitu pula, Muhammad Iqbal memiliki keyakinan bahwa sesungguhnya orang muslim menganggap bahwa seluruh kekuasaan Allah adalah tanah air mereka.

Muslim Berakhlak dengan Akhlak Allah

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam hal ini Iqbal juga berkeyakinan bahwa sebenarnya muslim dikumpulkan dengan sikap dan sifat-sifat yang saling bertolak belakang atau berlawanan. Akan tetapi ia tetap di dalam naungan sifat-sifat Allah dan manifestasi akhlak Allah.

Di antaranya adalah sikap toleransi, lapang dada, banyak memaafkan merupakan sikap “Al-Ghaffar” milik Allah. Kemudian sifat kerasnya dalam agama jika ia berkuasa, kemarahannya pada hal-hal yang tidak selaras dengan agama Islam, dan perlawanannya terhadap kebathilan merupakan sifat “Al-Qahhar” Allah.

Sedangkan muslim dengan ketulusannya, dengan kesederhanaanya, dan kesucian hatinya adalah sifat “Al-Quddus” Allah. Kemudian sifat  kerasnya jika ia keras, ketahanannya saat ia menolak sesuatu, dan kekuatan penyergapannya saat ia berperang merupakan sifat “Al-Jabbar” milik Allah. Dan hal itu tidak akan menjadi ilustrasi yang sempurna bagi agamanya,  dan tidak akan menjadi jati diri yang benar bagi Islam sehingga terkumpul daripadanya berbagai sifat yang bermacam-macam.

Di antaranya adalah sifat keras dan lembut, sifat marah dan penyayang, sifat teguh, dan fleksibel, dan sifat pemaaf serta tulus. Maka dalam sifat-sifat tersebut terdapat beberapa tanda dari Allah dan mukjizat Rasulallah.

Orang Muslim Seperti Halnya Matahari, Tidak Pernah Terbenam Secara Mutlak

Muhammad Iqbal berkata: “Muslim seperti halnya matahari, jika terbenam di satu sisi, maka ia akan terbit di sisi yang lain, dan Islam akan terus-menerus menampakkan diri dan terus terbit.” Hal itu sungguh benar. Sesungguhnya Islam tidaklah mengalami bencana di satu bagian dari beberapa bagian Islam yang lain.

Muslim tidaklah mengalami kerugian di suatu negari/pemerintahan kecuali tegak pada suatu negara kesatuan yang lain. Dan bendera Islam tidak akan jatuh kecuali akan berkibar panji Islam yang lain. Dan tidaklah terbenam bintang mereka kecuali akan terbit bintang yang lain.


*Penulis adalah Mahasiswa PBA Unhasy, Santri di Pondok Pesantren Putri Walisongo Cukir Jombang.


Disadur dari kitab: Rawaai’u Iqbal karangan Abul Hasan Ali al-Husni an-Nadwi