Mudir Pembinaan Pondok, H. Lukman Hakim memberikan sambutan dalam pembukaan pelatihan metode muwahadah untuk guru Al Quran di Pesantren Tebuireng. (foto: uzun)

Tebuireng.online Pesantren Tebuireng mebuka acara pelatihan metode Muwahadah Guru Al-Qur’an pada Minggu (12/11) di gedung KH. Yusuf Hasyim lantai 3 Pesantren Tebuireng. Acara tersebut dibuka oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz, yang juga dihadiri oleh Mudir Bidang Pembinaan Pesantren Tebuireng, KH. Lukman Hakim, Ketua Dewan Masyayikh Pesantren Tebuireng, KH. Musta’in Syafi’i, dan segenap ustadz dan ustadzah pengajar Al-Qur’an di Pesantren Tebuireng.

Mudir Pembinaan Pondok, H. Lukman Hakim menyampaikan di hadapan seluruh pengajar Tebuireng, bahwa bisa membaca Al-Qur’an itu merupakan hal yang penting, karena setiap kehidupan di masyarakat tidak lepas dari bacaan Al-Qur’an.

“Ketika kita terjun ke masyarakat, mereka tidak akan menanyakan sudah berapa bait alfiyah yang sudah dihafal, atau sudah berapa kitab yang sudah dihafal. Akan tetapi masyarakat akan meminta praktik, yakni menunjuk menjadi imam (baik imam sholat, tahlil, istighosah, dan yang lainnya),” tegasnya.

Baginya, seorang pengajar ketika akan menyampaikan ilmu harus benar-benar niat ikhlas karena Allah, karena rasa iklas bisa menjadi sumber kemanfaatan ilmu.

“Kalau panjenengan semua iklas mengajarkan ilmu, insyallah ilmunya akan bermanfaat untuk kita semua,” tambahnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Baca juga: https://tebuireng.online/seragamkan-nada-baca-al-quran-guru-tebuireng-ikuti-pelatihan-metode-muwahadah/

Adapun asal muasal digelarnya acara ini atas adanya keresahan Mudir Bidang Pembinaan Pondok Pesantren Tebuireng karena perbedaan cara mengaji santri Pesantren Tebuireng. pelatihan ini digelar supaya santri Tebuireng mempunyai ciri khas yang sama dalam membaca Al-Qur’an.

“Santri pesantren Tebuireng belum mempunyai ciri khas tersendiri dalam mengaji Al-Qur’an, maka beliau berinisiatif untuk mengadakan pelatihan,” ungkapnya.

Mudir asal Banten itu juga menyampaikan, “pelatihan ini untuk menindaklanjuti 2 hal, pertama apa yang telah disampaikan kepada kami oleh KH. Musta’in Syafi’i bahwa santri Pesantren Tebuireng mempunyai berbagai macam bacaan (nada) dalam mengaji, ada yang bercirikhas jawa tengah, ada yang jombang, dan lain sebagainya,” ungkapnya.

“Saya yakin pasti bisa. Kedua, pada masa awal saya menjadi pengurus, sekitar tahun 1987, beliau selalu mengingatkan kami untuk selalu membaca Al-Qur’an, orang yang pintar membaca kitab akan tetapi tidak fashih dalam baca Al-Qur’an maka tidak bisa menjadi imam,” lanjutnya.

Pewarta: Almara Sukma