tebuireng.online– Dalam rangka menyambut Muktamar NU 33, Pusat Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (PLKNU) bersama mengadakan Deklarasi Asosiasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (ARSINU), Asosiasi Institut Pendidikan Kesehatan Nahdlatul Ulama (AIPKNU), Seminar Nasional Jaminan Kesehatan Nasional dan Penanggulangan Stunting di Indonesia serta Soft Launching Buku “ Menuju Generasi Emas Bebas Stunting ” di Adit Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU Jombang Jum’at (31/07).
Seminar ini dihadiri oleh perwakilan dari UNICEF, BPJS Kesehatan, kementrian PPN/Bappenas, Ketua ARSINU Jawa Tengah, Ketua PPLKNU dan diikuti oleh seluruh Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan. Diperkirakan jumlah peserta yang hadir sekitar 200 peserta lebih.
Stunting atau ukuran manusia yang pendek dibandingkan anak seusianya adalah perwujudan dari masalah kurang gizi kronis yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, secara Nasional, 37,2% anak balita mengalami stunting atau 4 dari 10 anak. Hal ini disebabkan kurangnya asupan makanan, kejadian infeksi yang berulang, pola asuh yang kurang tepat serta kurangnya kesehatan.
LKNU mendapat dukungan dari UNICEF atas langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegah stunting di Indonesia dengan melakukan launching dan promosi pencegahan dan penanggulangan stunting seperti menyerukan kepada pemerintah untuk melakukan upaya promotif pencerahan dan penanggulangan masalah gizi khususnya stunting diseluruh wilayah Indonesia demi masa depan generasi bangsa yang berkualitas.
LKNU juga mengajak lembaga dan organisasi keagamaan untuk secara aktif mengkampanyekan pencegahan stunting, menyerukan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan usia dibawah dua tahun, mengajak kyai dan ulama di seluruh Indonesia untuk meningkatkan masyarakat tentang gizi ibu dan kegiatan provokatif lainnya. (nia/abror)