Tebuireng.online— Kontroversi terkait kebijakan mengembalikan santri yang pulang sejak tiga bulan terakhir ke pesantren masing-masing terus bergulir. Menyusul rencana penerapan normal baru, Pesantren Tebuireng ditunjuk menjadi salah satu Ponpes Tangguh Semeru. Dalam kaitan itu, Pesantren Tebuireng menyusun protokol untuk mempersiapkan masuknya santri kembali ke pesantren.

Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) memaparkan data mengenai kesiapan Pesantren Tebuireng menyongsong normal baru di hadapan Gubernur dan anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Timur, Selasa (16/6/2020l) siang.

Menurut Gus Kikin, tidak semua santri yang direncanakan akan kembali ke pondok. Tapi hanya santri kelas akhir, baik dari jenjang SLTP maupun SLTA, dengan jumlah total 976 santri. “Kebijakan khusus juga akan diberlakukan untuk santri yang berada di daerah seperti Surabaya dan Sidoarjo,” tegas penerus KH. Salahuddin Wahid ini.

Berdasarkan data yang ada, sebagian besar santri Tebuireng memang dari Jawa Timur. Jumlahnya mencapai 59,8% dari total 3.883 santri mukim. Disusul Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan Kalimantan Timur. Untuk itu, lanjut Gus Kikin, Tebuireng akan terus melakukan kajian dan evaluasi karena kondisi yang terus dinamis.

“Setelah datang, santri akan kita isolasi 14 hari di tempat khusus yang telah disediakan. Yakni di gedung Universitas Hasyim Asy’ari dan Ma’had Aly . Setelah 10 hari isolasi, akan kami adakan rapid test,” ungkap Gus Kikin.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Walisantri yang mengantar, lanjut Gus Kikin, hanya akan sampai di parkir Kawasan Makam Gus Dur dan tidak diperkenkan memasuki area Pesantren Tebuireng. “Nanti masuknya lewat pintu di belakang pondok. Jadi nanti santri masuk tidak didampingi walisantri,” tambah Gus Kikin.

Gus Kikin menyebut, dari hasil serap aspirasi, sebanyak 65% walisantri setuju putra-putrinya kembali ke pesantren. Namun, pertimbangan soal waktu masih akan terus dievaluasi dengan melihat perkembangan situasi.

“Kami akan siapkan Puskestren sebagai tempat perawatan kesehatan. Saat santri sudah kembali ke pondok, akan diberlakukan aturan-aturan ketat, untuk memenuhi protokol kesehatan,” jelas pengasuh yang juga pengusaha itu.

Kapolres Jombang AKBP Agung Setio Nugroho menyebut terdapat 187 pesantren
di Jombang. Lima di antaranya yang terbesar yaitu, Tebuireng, Tambakberas, Denanyar, Darul Ulum Peterongan, dan Majma’al Bahrain Shidiqiyah Ploso. Dari jumlah itu, Forkopimda Jombang menunjuk empat pesantren untuk menjadi percontohan Pesantren Tangguh Semeru.

Selain itu, kata Agung, Polres Jombang juga mengakomodir para anggota yang berlatar belakang alumni pesantren agar intens membantu dengan menjadi agen sosialisasi dan pengawasan di pesantren-pesantren.

“Kami menghimbau kepada santri agar membawa surat keterangan sehat, alat salat sendiri, alat makan sendiri, masker, vitamin suplemen, dan lain-lain,” pesannya.


Pewarta: Aros