Ilustrasi manusia dengan segala masalahnya. (sumber: shoesncare)

Menghadapi permasalahan hidup yang seakan-akan tak ada habisnya memang bukan hal yang mudah. Ketika satu masalah datang, dan saat kita berusaha menuntaskannya, tiba-tiba datang lagi masalah baru, rasa lelah dan kecewa itu pasti ada. Tak jarang, dalam kondisi seperti itu, kita merasa ingin mengeluh. Terkadang, mengeluh seolah menjadi pelarian singkat dari beban hidup yang semakin berat. Kita merasa perlu untuk mengungkapkan segala ketidakpuasan dan keluhan agar bisa sedikit merasa lega. Lalu muncul pertanyaan yang seringkali ada di benak kita: “Bolehkah aku mengeluh?”

Secara manusiawi, mengeluh adalah reaksi yang wajar ketika kita merasa tertekan, kecewa, atau tidak sanggup lagi menghadapi keadaan. Kita sering merasa bahwa dengan mengungkapkan rasa frustasi, kita bisa merasa sedikit lebih baik, seperti ada beban yang terangkat. Namun, dalam pandangan agama dan filsafat hidup yang lebih dalam, mengeluh ternyata bukanlah cara yang baik untuk menghadapi kesulitan.

Mengeluh terlalu sering malah bisa membuat kita semakin terperosok dalam perasaan negatif dan kehilangan harapan. Dalam konteks agama, seperti Islam misalnya, mengeluh berlebihan justru bisa dianggap sebagai bentuk ketidaksyukuran kepada Tuhan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 286: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”, ayat ini menunjukkan bahwa Allah tidak memberikan cobaan melebihi batas kemampuan hamba-Nya.

Lalu mengapa seringkali kita atau orang lain mengeluh? dan mengapa mengeluh tidak boleh? Bukankah itu manusiawi? Benar, mengeluh adalah reaksi alami, tetapi jika terus-menerus kita terjebak dalam keluhan, kita justru akan memperburuk keadaan. Mengeluh tidak menyelesaikan masalah, bahkan hanya membuat kita tenggelam dalam perasaan negatif.

Ketika kita mengeluh, kita hanya fokus pada kesulitan dan bukan pada solusi. Semua energi yang bisa kita gunakan untuk mencari jalan keluar malah terkuras untuk berfokus pada masalah yang ada. Seringkali, kita mengeluh tentang keadaan yang kita anggap tidak adil, atau berharap segala sesuatu berubah tanpa melakukan usaha yang maksimal untuk merubahnya. Padahal, perubahan itu harus dimulai dari diri kita sendiri.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mengeluh juga bisa membuat kita terperangkap dalam pikiran-pikiran pesimis dan melupakan banyak hal yang patut kita syukuri. Padahal, setiap permasalahan dalam hidup ini memiliki hikmah yang mungkin belum kita pahami saat itu. Ketika kita terlalu sering mengeluh, kita mungkin akan kehilangan kesempatan untuk melihat kemudahan yang tersembunyi di balik kesulitan tersebut.

Baca Juga: Memaknai Ujian sebagai Berkah

Maka, bagaimana cara kita untuk mengurangi kebiasaan mengeluh dan tetap positif meski hidup penuh dengan tantangan? Berikut beberapa tips yang bisa membantu kita untuk lebih kuat dan sabar menghadapi segala cobaan hidup.

  1. Ubah perspektif tentang masalah

Salah satu cara terbaik untuk menghindari kebiasaan mengeluh adalah dengan mengubah cara kita melihat masalah. Alih-alih melihat kesulitan sebagai beban yang berat, cobalah untuk melihatnya sebagai tantangan yang bisa memberi pelajaran hidup. Setiap masalah adalah kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Jika kita bisa mengubah perspektif kita, kita akan lebih mudah untuk menerima dan menghadapi masalah dengan kepala dingin.

  1. Fokus pada apa yang bisa kita syukuri

Dalam setiap kesulitan, pasti ada hal-hal yang bisa kita syukuri. Entah itu keluarga yang mendukung, teman-teman yang membantu, atau bahkan kesehatan kita yang masih diberikan. Cobalah untuk melatih diri untuk lebih sering bersyukur atas apa yang ada, daripada terus-menerus mengeluh tentang apa yang hilang atau belum tercapai. Dengan fokus pada rasa syukur, kita bisa mengubah perasaan negatif menjadi lebih positif dan optimis.

  1. Berbicara dengan positif

Berbicara dengan positif adalah salah satu cara untuk mengurangi kebiasaan mengeluh. Ketika kita berbicara dengan penuh keluhan, kita justru memperburuk perasaan kita dan orang-orang di sekitar kita. Sebaliknya, berbicara dengan kata-kata yang membangkitkan semangat dan harapan bisa memberi kita kekuatan untuk terus bertahan. Jika perlu, temukan orang-orang yang bisa mendengarkan dan memberikan semangat, bukan hanya orang yang akan ikut mengeluh bersama kita.

  1. Lakukan Hal-hal Kecil yang Membawa Ketenangan

Ketika kita merasa tertekan dan ingin mengeluh, cobalah untuk melakukan hal-hal kecil yang bisa membawa ketenangan. Misalnya, berdoa, meditasi, atau sekadar berjalan-jalan sejenak di luar rumah. Terkadang, pikiran kita bisa menjadi sangat penuh dengan beban, dan kita membutuhkan waktu untuk menenangkan diri agar bisa berpikir lebih jernih. Luangkan waktu untuk diri sendiri, dan berikan diri Anda kesempatan untuk mereset pikiran sebelum kembali menghadapi masalah.

  1. Tetap berusaha, jangan menyerah

Kebanyakan orang mengeluh karena mereka merasa tidak ada jalan keluar dari masalah yang mereka hadapi. Namun, sering kali jalan keluar itu ada, hanya kita yang belum menemukannya. Ketika kita mengeluh, kita mungkin merasa sudah melakukan segalanya, padahal usaha kita masih bisa lebih maksimal. Cobalah untuk terus berusaha, belajar dari kegagalan, dan jangan cepat menyerah. Ketekunan dan usaha adalah kunci untuk mengatasi setiap kesulitan.

  1. Berserahlah pada Tuhan

Dan akhirnya, setelah kita berusaha semaksimal mungkin, kita perlu menyerahkan segalanya pada Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan kita. Tuhan selalu bersama hamba-Nya yang sabar dan tawakal. Maka, setelah berusaha, percayakan segala hasilnya pada-Nya dengan hati yang ikhlas.



Penulis: Albii