Oleh: Rafiqatul Anisa*
Telah sampai di ujung Ramadan, pertanda gema takbir sebentar lagi akan dikumandangkan untuk menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 1440 H. Sebagai mana mestinya Hari Raya Idul Fitri atau biasa disebut Lebaran ialah hari kemenangan di mana umat muslim telah menyelesaikan masa menahan diri dari lapar dan haus, serta nafsu selama tiga puluh hari.
Pada malam Hari Raya dianjurkan untuk menghidupkan dengan dzikir dan shalawat. Sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Al-Adzkar li an-Nawawi, “Ketahuilah bahwa disunnahkan (dianjurkan) menghidupkan malam kedua hari raya dengan dzikir kepada Allah, shalawat dan yang lainnya seperti perbuatan-perbuatan keta’atan, berdasarkan hadits yang warid tentang yang demikian:
‘barangsiapa menghidupkan malam hari raya (‘ied), hatinya tidak akan pernah mati pada hari kematian hati”. dan diriwayatkan “barangsiapa yang menegakkan malam-malam hari-raya karenaAllah dengan penuh keikhlasan, hatinya tidak akan pernah mati hingga hari kematian hati'”.
Dalam kitab tersebut juga diterangkan sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Syafi’i dan Imam Ibnu Majah bahwa hadist tersebut adalah hadist dho’if, yang mana keduanya meriwayatkannya dari riwayat Abi Umamah secara marfu’ juga mauquf, sedangkan perkataan keduanya adalah lemah.
Walaupun hadist tersebut lemah, akan tetapi sangat dianjurkan untuk Fadhoilul A’ mal (keutamaan amal). Umat Islam dianjurkan untuk menghidupkan malam hari raya dengan dzikrullah (dzikir-dzikir kepada Allah), memperbanyak shalawat, membaca al-Qur’an, doa’-do’a dan amal-amal ibadah lainnya yang dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah dan bermanfaat bagi sesamanya.
*Tim Redaksi Tebuireng Online*