
Mengenang yang Telah Hilang
Kehilangan memang menyakitkan
ibarat bumi yang kehilangan mataharinya
tanpa sirang, semua gelap tak bercahaya
tak bisa berbuat, dan tak bisa berkata
aku terjatuh
pada kehilangan yang mematikan
meleyapkan kebahagiaan
dan menghancurkan segala impian
bisa kah kita kembali?
merakit kebahagiaan
serta mengulang masa masa kebuncinan?
bisa kah kita kembali?
sembari membuka lembaran baru tanpa kegagalan lagi
tahu kan sebuah sakit yang menjalar di tubuh ini
dan obat itu adalah dirimu
dirimu yang menghilang tanpa kembali
membawa setengah diri ku hingga jauh pergi
kembali lah
setidaknya kembalikan ragaku
yang sudah habis dikamu
Kisah yang Tak Usai
Pada malam malam tertentu,
aku masih mengisi kisah aku dan kamu yang ternyata tidak menjadi KITA
tentang berbagai harapan kita kala itu
tentang kebahagiaan yang entah nyata atau kah hanya menjadi semu
tentang berbagai pertanyaan yang terkurung
atas keinginan yang tak terdukung
mereka bilang aku hanya perlu belajar
belajar untuk bisa mengikhlaskan dan merelakan
mereka bilang aku hanya perlu membuka hati
membuka hati untuk kisah baru yang datang menemuiku
belajar mencintai dari awal lagi
perlu kau tau, bagiku ini sangat sulit dan sangat membuat sakit
karena pada malam malam yang sunyi
aku selalu termenung dan menangis sendiri
termenung pada kisah yang usai
padahal kita sama sama menaruh rasa
pada tanggal tanggal terbaik
yang selalu kita ingat dalam feed instagram kita bersama
Puisi Untuk Cinta yang Pergi
Ini aku
gadis yang sedang berada pada fase gila
untuk melnagkah jauh meninggalkan setiap kenangan yang ada
aku terbenam pada dalam nya lautan kesedihan
kisah yang pergi dan tak akan mungkin kembali
hilang begitu saja, meninggalkan hampa yang tak terhenti
derita yang ku alami kian terasa
keluhan jiwa yang terus menggebu dan membara
aku benar benar tersiksa
oleh luka dan perasaan sakit yang ada
di atas pengkhianatan cinta yang ada di depan mata
kini aku akan pergi
menjauh karene terluka oleh cinta
aku sangat bingung
aku tak punya arah dan rumah
hanya kesedihan dan setia yang menemani
membersamai untuk terbang dan melamun kembali
Penulis: Wan Nurlaila Putri