Peringatan 1000 hari wafat KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) di halaman Rumah Sakit Hasyim Asy’ari Tebuireng, Sabtu (29/10/22). (foto: aminzen)

Tebuireng.online—Dzurriyah Pesantren Tebuireng memperingati 1000 hari wafatnya KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah), di halaman RS Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang. Tahlil dan doa bersama ini dihadiri 250 undangan dari dzurriyah, sahabat, dan kolega Gus Sholah.

Turut hadir Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia, Mahfud MD, Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Emil Elestianto Dardak, Wakil Bupati Jombang, Sumrambah, dan tokoh lainnya.

Dalam peringatan 1000 hari wafat Gus Sholah, Ipang Wahid memberikan sambutan sebagai perwakilan keluarga. Dalam sambutannya, putra Gus Sholah itu bercerita tentang mimpi besar ayahnya.

Adapun mimpi itu adalah membangun museum nasional, mendirikan Trensains (pesantren yang juga berwawasan sains untuk menciptakan ilmuwan muslim), dan 3 kompleks pemakaman pahlawan nasional, yang kini menjadi tempat ziarah bagi masyarakat Indonesia dan yang terakhir adalah membangun rumah sakit untuk melayani masyarakat umum.

“Ada tiga modal yang dimiliki oleh Gus Sholah dalam memimpin dan membangun Pesantren Tebuireng hingga saat ini, yakni pertama adalah sisi keteknokratan atau dalam hal memilih strategi. Kedua adalah sisi spiritual yang selalu ikhlas jujur. Ketiga adalah sisi networking mau dan suka berkolaborasi dengan siapapun dan tidak membeda-bedakan derajat orang,” ungkap Gus Ipang, Sabtu (29/10/2022).

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Selain sambutan keluarga, pihak pesantren, dan tokoh pemerintah yang juga sahabat Hus Sholah, malam peringatan 1000 hari Gus Sholah juga menayangkan pemutaran film dokumenter tentang jejak perjuangan Gus Sholah yang berjudul “Jejak Langkah Kiai Teknokrat”.

“Sejarah itu harus didokumentasikan agar tidak dilupakan orang, generasi boleh berganti dan orang boleh mati, tapi sejarah harus tetap hidup dan diingat oleh orang karena itu sejarah harus didokumentasikan,” pesan Gus Sholah yang terekam dalam film dokumenter itu.

Setelah pemutar film dokumenter tersebut dilanjut dengan tausyiah yang disampaikan oleh Mahfud MD.

Pewarta: Albii