ilustrasi Kitab Kaifa Takunu Ghoniyyan

Oleh: Mohammad Bahrul Ulum*

Kaya menjadi keinginan banyak kalangan, baik dari laki-laki maupun perempuan, Islam maupun non Islam. Sebagai orang muslim bukan hanya kaya hati saja, akan tetapi kaya dari segi materi perlu kita tingkatkan melalui prosedur yang sudah ditetapkan oleh syariat. Hal ini dilakukan dalam rangka menjadikan agama Islam menjadi agama yang kuat agar tidak tergilas oleh agama lain.        

Di dalam kitab Kaifa Takunu Ghoniyyan karya Habib Muhammad bin Alwi bin Umar al-Alydrus menjelaskan tentang panduan atau cara menjadi kaya sesuai dengan syariat Islam. Di dalam kitab ini beliau memberikan tips menjadi kaya melalui berbagai doa sesuai dengan sanad hadits yang jelas supaya rezeki yang kita hasilkan menjadi barokah dunia dan akhirat.    

Dalam kitab ini terdapat 23 bab yang dimulai dari pembukaan, pekerjaan yang terpuji, pekerjaan yang tercela, jejak kehidupan para sahabat, kunci rezeki dan sebab-sebab kaya, istiqomah, syukur, al-Quran, ayat-ayat dari al-Quran, dzikir, istighfar, shalawat, shalat, shadaqah, silaturrahim, akhlak terpuji, qana`ah, takbir dalam mencari rizki, bertamu dan memuliakan tamu, kesimpulan, faidah membayar hutang, hal-hal yang menyebabkan kemiskinan, penutup.   

Keterangan dalam kitab ini tidak hanya bersumber dari Al-Quran dan hadits tetapi juga terdapat fatwa-fatwa para ulama di dalamnya. Selain itu, terdapat juga catatan kaki yang berguna untuk mempermudah pembaca mengetahui urutan surat, ayat, halaman dan juz kitab. Ada juga beberapa penjelasan terkait kosa kata yang masih asing sehingga pembaca tidak perlu cemas jika mengalami kerancuan dalam memahami kosa kata.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pada halaman 4 Habib Umar menuliskan satu ayat yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوۡا مِمَّا فِى الۡاَرۡضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوۡا خُطُوٰتِ الشَّيۡطٰنِؕ اِنَّهٗ لَـكُمۡ عَدُوٌّ مُّبِيۡنٌ‏

Artinya: “Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata.” Pada ayat ini terdapat catatan kaki yang tertuliskan QS. Al-Baqarah ayat 168 di bagian kanan bawah kitab.

Ada juga hadits yang dikutip dari Imam Hakim dalam halaman 5 bahwa:

وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمَ أَطْيَبُ مَا أَكَلَ الْمُؤْمِنُ مِنْ كَسْبِ يَدِه

Artinya: Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesuatu terbaik yang dimakan seorang muslim adalah hasil dari tangannya sendiri.” Dalam catatan kakinya tertera bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Imam Hakim dan Imam Bazzar (nomor 1257) dll. Dan Imam Bazzar mengatakan sanad hadits ini bagus.

Di dalam kitab ini juga terdapat pembahasan kunci-kunci rezeki dan sebab-sebab kaya. Salah satu kunci rezeki yang dicantumkan oleh Habib Umar adalah memperbanyak membaca Al-Quran. Sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra yang berbunyi:

«الْقُرْآنُ غِنًّى، لَا فَقْرَ بَعْدَهُ، وَلَا غِنًى دُوْنَهُ»

Artinya: “Al Qur’an adalah kekayaan, tidak ada kefakiran setelahnya, dan tidak ada kekayaan selainnya.”

Di dalam kitab ini juga terdapat ijazah yang dinukil dari kitab Bughyatul Muhtaj bahwa bagi orang yang ingin bermimpi bertemu dengan nabi hendaklah membaca surah Al-Muzammil 41x dan jika pembacaan ini dilakukan terus menerus, maka Allah swt akan meluaskan rezekinya.

Pada halaman 62, Syekh Muhammad bin Ahmad Ba fadhli menjelaskan beberapa faedah dari istighfar. Selain menghapuskan dosa ternyata istighfar juga bisa menutupi aib seseorang, mendatangkan rezeki, selamat dari kejahatan makhluk, dilindungi hartanya, tercapainya cita-cita, dan lain-lain.

Kitab ini sangat cocok untuk umat muslim khususnya bagi kalangan remaja agar lebih giat dalam bekerja sebagai wujud lahiriyyah, dan produktif dalam berdoa sebagai wujud bathiniyyah. Agama Islam bukan agama yang membenci kekayaan materi, agama Islam sebenarnya mendukung umatnya untuk menjadi kaya supaya terhindar dari kekufuran. Sesuai dengan sabda nabi bahwa:

كَادَ اَلْفَقْرُ أَنْ يَكُونَ كُفْراً

Artinya: “Kemiskinan itu dekat kepada kekufuran.”

Hal ini benar sekali, karena kefakiran dapat menjerumuskan kita kepada kemaksiatan karena desakan kebutuhan ekonomi yang tidak terpenuhi di era modern seperti sekarang ini. Semoga kita semua dihindarkan dari kekufuran dan diberikan oleh Allah Swt rezeki yang berkah dunia dan akhirat. Aamiin.

Baca Juga: Rizki dan Amalan Menjadi Kaya

*Santri Pondok Pesantren Mansajul Ulum Pati