Oleh: Quratul Adawiyah*

Salah satu godaan yang paling sering menimpa kebanyakan penghafal Al-Quran saat ini adalah sifat malas dalam muraja’ah atau mengulang-ulang hafalan. Kebanyakan memang punya semangat tinggi dalam menambah hafalan. Bahkan tidak jarang juga banyak yang berlomba-lomba dalam hal kecepatan menghafal, sehingga banyak dalam menyelesaikan hafalannya dengan  waktu yang sangat  singkat. Ada yang mampu menyelesaikan hafalannya hanya satu bulan bahkan ada juga yang sampai menyelesaikannya hanya dalam waktu dua minggu saja. Yang demikian itulah karena faktor dari diri sendiri yaitu kesungguhan dan komitmen yang kuat dan terjaga.

Namun yang sangat disayangkan sekali jika semangat dan kesungguhan tidak nampak dan tidak diciptakan untuk terus menjaga apa yang telah dihafalkan dengan cara terus menerus mengulang-ulang yang telah dihafalkannya atau muraja’ah. Padahal  menjaga apa yang sudah dihafal agar tidak hilang dan lupa begitu saja jauh lebih penting dari pada menghafal atau bisa dikatakan membuat hafalan baru. Karena  tujuan utama  menghafal al-Quran yaitu supaya al-Quran terus dijaga, baik dalam bacaannya, hafalannya dan yang paling penting pengamalan terhadap isi kandungannya.

Bisa dikatakan bahwa malas untuk muraja’ah hafalan itu sebenarnya jauh lebih berbahaya daripada malas menambah hafalan. Dampak negatif dari malas menghafal paling hanya membuat hafalan tidak bertambah. Namun dampak negatif dari malas untuk muraja’ah hafalan selain hafalannya juga tidak bertambah dapat membuat apa yang sudah dihafalkannya itu menjadi berkurang bahkan hilang seketika.

Ingatlah jika rasa malas itu selalu diikuti dan dibiarkan begitu saja maka kemungkinan besar akan menyebabkan penyesalan yang besar, baik di dunia berupa hilangnya hafalan dan lupanya keberkahan yang seharusnya didapatkan, lebih-lebih di akhirat mendapatkan siksaan karena telah meremehkan dan berpaling dari al-Quran. Oleh karena itu bagi para penghafal al-Quran jika tidak ingin menyesal, jagalah al-Quran yang sudah dihafal dengan sebaik-baiknya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Abu al-Faraj Ibn al-Jauzi mengatakan bahwa sikap menunda-nunda bersatu dengan kemalasan, maka pasti akan melahirkan penyesalan. Adanya sebuah rasa malas bagi para penghafal al-Quran sebenarnya sesuatu yang wajar, karena itu adalah salah satu ujian bagi seseorang sejauh mana ia menginginkan segala sesuatu untuk dicapainya khususnya bagi para penghafal al-Quran.

Maka sangat  perlu sekali bagi para penghafal al-Quran untuk membuat jadwal menghafal dan mengulang-ulang hafalannya demi terjaganya hafalan supaya tetap istikamah dan berhasil dalam menghafalnya. Maka mau tidak mau bagi para penghafal al-Quran lebih memprioritaskan kegiatan muraja’ah terlebih dahulu sebelum mengahafalkannya. Sebab, mencegah dan menyelamatkan hafalan dari lupa dan hilang lebih penting daripada menambah hafalan itu sendiri.

Sebenarnya untuk mengantisipasi hal terus banyak sekali cara untuk mengatasinya salah satunya yaitu membuat komitmen sesama  teman untuk saling menyimak dan saling menyemangati demi terciptanya saling menjaga hafalan dengan  terus menjaga keistiqamahan mengulang-ulang hafalan.

Wallahu a’lam


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari