Sumber gambar: http://www.nu.or.id

Silmi Adawiya*

Fakir miskin selalu mendapatkan prioritas utama dalam pembagian daging pada hari raya Idul Adha atau hari-hari tasyrik. Sejatinya, Allah telah mempersiapkan hewan-hewan tertentu untuk disembelih dengan cara yang baik, kemudian hewan tersebut dibagikan kepada orang-orang sekitar terutama fakir miskin karena semua itu merupakan perintah dari-Nya. Jika perintah tersebut dilaksanakan maka kita termasuk orang-orang yang bertakwa dan mengingat kebesaran-Nya. Dalam QS Al-Hajj ayat 36-37 disebutkan:

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ۖ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ

“Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi’ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat). kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Logika manusia melihat, banyak uang yang harus dikeluarkan guna membeli satu kambing atau satu sapi untuk berkurban. Namun di balik itu semua mereka mendapatkan balasan Allah yang tidak ternilai harganya baik di dunia maupun di akhirat. Dari kehilangan harta benda tersebut tersembunyi sejumlah hikmah yang tidak sanggup disadap oleh akal dan pikiran manusia

Di antara deretan hikmah-hikmah tersebut adalah kesenangan bagi fakir miskin yang terkadang setahun belum tentu sempat makan daging segar seperti daging kurban. Di sana pula terselip rasa kasih sayang yang tidak ternilai harganya dari seorang yang berkurban terhadap fakir miskin yang menikmati daging kurbannya. Selain itu wujud keagungan nilai sejarah yang tidak dapat dilupakan orang akan kisah kurban dalam Al Quran.

Dari itu, semua dapatlah kita petik buah kesimpulannya bahwa berkurban itu merupakan usaha ikhlas dan taat untuk mengeluarkan hartanya di jalan Allah, dengan tujuan membantu orang lain yang kurang beruntung dalam kehidupannya. Oleh karenanya, bersandar kepada filosofi kurban tersebut, semestinya semua umat Islam harus berlomba-lomba mengorbankan hartanya di jalan Allah, bukan hanya pada waktu Hari Raya Kurban saja, melainkan di luar waktu itu pun harus dilaksanakannya.

Sungguh sangat jauh dari hakikat qurban yang pernah berlaku di zaman silam yang diabadikan dalam Al Quran. Habil rela dengan ikhlas mengorbankan dirinya dengan tidak melawan upaya bunuh abangnya Qabil karena memberikan kepuasan nafsu kepada Qabil, Ibrahim ikhlas mengorbankan anaknya Ismail karena mengikuti perintah Allah, Zat yang Maha Tinngi. Maka mengapa pula ada di antara umat Islam yang masih tidak mau berkorban untuk saudaranya yang seiman?

Hakikat kurban dalam Al Quran adalah memberikan kepuasan kepada pihak lain dengan menerima kerugian materi bagi pihak yang berkurban itu sendiri. Termasuklah berkurban di luar musim haji berkenaan dengan kurban harta benda, uang dan sebagainya kepada saudara seiman-seagama yang amat memerlukanny, seperti berkurban kita membantu anak-anak yatim dan fakir miskin melanjutkan sekolah yang tidak mampu disekolahkan orang tuanya. Berkurban terhadap orang-orang jujur dan punya keahlian tertentu dengan memberikan modal usaha, sehingga ia mandiri dan dapat membantu orang lain sesudahnya, dan selanjutnya, dan seterusnya.


*Alumnus Unhasy dan Pesantren Putri Walisongo Putri dan kini studi S2 di Pascasarjana UIN Jakarta