Buku terbitan Pustaka Tebuireng.
  • Judul Buku : Membuka Ingatan (Jilid 1)
  • Penulis : Tim Pustaka Tebuireng
  • Penerbit : Pustaka Tebuireng
  • Halaman : 497
  • ISBN : 978602805476
  • Peresensi : Dimas Setyawan Saputra*

Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam terbesar di dunia memiliki latar belakang sejarah yang teramat panjang. NU juga merupakan satu-satunya organsasi yang memiliki banyak Badan Otonom yang bergerak pada bidangnya masing-masing.

Dari organiasi perempuan, ada Muslimat NU. Untuk organiasi pemuda ada Gerakan Pemuda Anshor (GP Anshor). Untuk organasasi yang berada di lingkup pelajar terdapat IPNU-IPPNU. Untuk organiasi kemahasiswaan terdapat PMII dan lain sebagainya.

Organisasi yang didirikan oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari berserta beberapa kiai pesantren ini telah mewarnai kehidupan Islam di Indonesia. Nahdlatul Ulama juga sangat berperan penting dalam mengawal hingga mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia. Bahkan seruan Resolusi Jihad yang dikobarkan oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari menjadi momentum bersejarah bagi kemerdekaan dan persatuan Negara Indonesia. 

Sebagai jamiyah terbesar dan memiliki pengaruh yang sangat luas bagi Indonesia, NU telah berhasil mencetak kiai-kiai sebagai pewaris perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW. Para kiai dari kalangan NU pun sudah banyak yang menyandang gelar Pahlawan Nasional sebagai wujud penghormatan atas jasa-jasa dan sumbangsihnya untuk bangsa Indonesia. 

Tetapi selama ini, tidak sedikit dari kita hanya sebatas mengenal tokoh-tokoh NU yang berstatus seorang kiai. Sehingga kita merasa bahwa NU tidak memiliki seorang cendekia, orator ulung, dokter, dan lain sebagainya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Hemat penulis, penyebab akan hal itu ialah dikarenakan sedikit sekali buku maupun tulisan yang mencoba menceritakan para tokoh-tokoh NU yang berjuang untuk Indonesia di berbagai sektor.

Selain telah melahirkan tokoh kiai yang alim NU juga memiliki prestasi luar biasa yang sangat menonjol di mata masyarakat. Yang paling menonjol tentu Gus Dur. Entah berapa judul buku tentang Gus Dur yang telah diterbitkan.  (hal.vii) 

Dalam buku “Membuka Ingatan” kita diajak mengenal tokoh-tokoh yang pastinya -kita tidak pernah menyangka, bahwa mereka adalah para putra-putri terbaik yang dimiliki NU- ketenaran mereka tertutupi oleh payung kebesaran para kiai-kiai yang lebih terkenal dilingkup NU sendiri.

Buku ini memuat enam tokoh luar biasa, antara lain; Asmah Sjahruni, yang dikenal sebagai “Srikandi Muslimat NU”, Fahmi Dja’far Saifudin dengan julukan “sang intelektual santri”, Mahbub Junaidi yang dikenang sebagai “sang pendekar pena” M. Zamroni, “kaum intelektual muda NU”, H.M. Subchan ”politisi intelektual dari kalangan NU”, dan Prof. DR. KH. M. Tolchah Mansoer “sang intelektuak-kiai”.

Dengan membaca buku ini akan mengantarkan kita untuk selalu belajar dan meniru keberhasilan pendahulu kita, karena sebagai generasi muda, kita harus senantiasa belajar pada sejarah, karena peradabaan saat ini tidak akan ada tanpa adanya peradabaan zaman lampau. Sedangkan peradabaan hari esok ditentukan dengan peradabaan hari ini. Mengutip ungkapan Sukarno “Jas Merah” jangan lupakan sejarah. 

*Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.