sumber gambar: Sumber::http://cdn-2.tstatic.net/

Oleh: Ipoel Simatoepang*

Banyak sekolah ketika tahun ajaran baru melakukan tes psikologi dengan berbagai macam tujuan di antaranya untuk seleksi karena terbatasnya daya tampung sekolah dibanding dengan pendaftar di sekolah.

Banyaknya pendaftar tentunya sekolah-sekolah itu mendaftarkan calon siswa pilihan sesuai kriteria yang disusun oleh panitia seleksi. Kriteria ideal yang dapat menggambarkan kemampuan siswa yang akan dibidik agar dapat menyesuaikan dengan program pembelajaran yang diinginkan.

Pola pembelajaran yang dikembangkan disesuaikan dengan pola penerimaan siswa baru sehingga dapat mencapai visi, misi dan tujuan sekolah. Semua visi sekolah idealnya tertuju kepada dua hal yang pokok, yaitu untuk siswa dan guru.

Dua hal ini berpelukan dalam memanfaatkan hasil tes psikologi kepada siswa baru di setiap lembaga pendidikan. Hasil tes psikologi yang dapat dimanfaatkan sedemikian banyak komponen dalam membantu siswa untuk meraih potensinya. Satu komponen dari penggunaan hasil tes psikologi adalah untuk layanan penguasaan konten.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan kepada individu (siswa) baik secara sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar (Prayitno 2012: 89).

Pola pengembangan individu maupun kelompok ini tentunya akan diketahui secara baik dan benar dengan menggunakan analisa hasil tes psikologi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap siswa sebagai rancangan awal sekolah dalam menyusun RKS/M dan RKAS/M pada awal tahun pelajaran baru.

Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari merupakan satu unit konten yang berkaitan satu sama lain untuk mendukung pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai satu kesatuan antara kemampuan memahami ilmu pengetahuan dan implementasi pengetahuan baik secara teoritis maupun praktis sebagai alat untuk menjalankan hidup dan kehidupan.

Konten di dalam pembelajaran di sekolah/madrasah merupakan prasyarat terpenting di dalam proses belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas. Prosss penguasaan yang bisa dicapai dengan perencanaan yang baik agar siswa dapat mencapai ketuntasan belajar minima (KBM).

KBM yang dapat dicapai dengan pemberian ilmu yang tetstruktur dan di dalamnya terkandung fakta dan data, konsep, proses, hukum, dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap, dan tindakan. Dengan penguasaan konten, individu (siswa) diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya.

Oleh sebab itu, layanan konten juga bermakna suatu bantuan kepada individu (siswa) agar dapat menguasai aspek-aspek konten tesebut di atas secara teintegrasi. Semua capaian konten ini sebagai bekal siswa untuk ditingkatkan prestasinya menuju prestasi yang membanggakan bagi setiap individu siswa.

Layanan penguasaan konten dan dikaitkan dengan instrumentasi tes, dengan pedoman hasil tes minat, tes intelegensi dan tes bakat,  guru pembimbing dapat mengukur kemampuan siswa dalam penguasaan konten dengan demikian guru pembimbing dapat mengetahui sejauh mana materi penguasaan konten dapat dikuasai siswa.

Lalu apa fungsi tes psikologi yang sudah dilakukan oleh lembaga Pendidikan kepada siswa baru? Inilah yang menjadi permasalahan yang perlu dipecahkan oleh setiap lembaga Pendidikan agar manfaat tes bisa digunakan sebagai pemetaan awal untuk mencapai prestasi yang di inginkan oleh sekolah baik akademik maupun non akademis.

Pemetaan yang dilakukan oleh guru  bimbingan konseling terhadap hasil tes psikologi akan menjadi satu dokumen utuh pengembangan setiap individu untuk mencapai prestasi yang dibutuhkan oleh sekolah. Pemetaan hasil tes psikologi ini bisa menjadi buku panduan khusus Kepala sekolah dan Wali kelas untuk mendampingi setiap individu di sekolah mencapai prestasi yang tinggi.

Idealnya hasil tes psikologi yang dilakukan oleh lembaga psikologi dapat dipresentasikan kepada kepala sekolah, komite sekolah, dan wali kelas sebelum ajaran baru. Presentasi ini sangat penting dilakukan agar wali kelas dapat membaca hasil tes psikologi tersebut ketika mendampingi pada tahun ajaran berjalan. Setiap wali kelas dapat mengetahui sejak awal kelebihan dan kekurangan setiap siswa yang didampingi.

Dari presentasi yang dilakukan oleh lembaga psikolog pada hasil tes psikologi setiap siswa sekolah dapat menyusun RKS/RKM dan RKAS/M pada capaian prestasi yang ingin dicapai. Sekolah dapat menyusun program kegiatan khusus pembinaan olimpiade siswa dan persiapan lomba-lomba yang lain. TENTUNYA SEKOLAH HARUS MENYIAPKAN ANGGARAN YANG MEMADAI UNTUK MENCAPAI PRESTASI YANG INGIN DICAPAI. Dari kelebihan yang dimiliki setiap siswa ini siswa dapat dibina untuk diproyeksikan mengikuti berbagai macam olimpiade yang sudah diproyeksikan oleh sekolah pada kurun waktu tahun pelajaran dengan anggaran dan pembinaan yang disuport secara TOTAL dan berkesinambungan.

Bila penganggaran  tersedia untuk mengikutkan siswanya pada berbagai lomba, tentulah mudah bagi sekolah untuk berprestasi sesuai angan. Apakah sekolah dengan anggaran terbatas dapat berprestasi? Tetap dapat berprestasi secara parsial agar membanggakan dan dibanggakan sekolah ketika diumumkan pada kelulusan siswa.

Kebingungan sekolah meraih prestasi tidak akan terjadi apabila sekolah memanfaatkan hasil tes psikologi secara bermakna dan bersahaja. Dengan demikian, sekolah tidak mengalami kebingungan dengan dimilikinya segala macam potensi individu siswa secara komprehensif  untuk mencapai prestasi yang diharapkan.

Kalau hasil tes psikologi hanya ditumpuk dan ditimpuk saja sampai  pembelajaran berjalan dan tidak dipakai sebagai sumber utama untuk melihat kelebihan siswa, maka untuk mencapai prestasi yang diinginkan sesuai keinginan kemungkinan akan sulit dicapai. Kalau sekolah dengan tes yang ketat tetapi prestasi agak memble itu pasti di luar kewajaran. Bisa jadi kurang adanya dukungan  anggaran yang tidak dapat dianggarkan.


*) Penikmat Pendidikan