Gus Ipang Wahid hadiri Forum Group Discussion (FGD) dan memberikan pandangan tentang pesantren Tebuireng 150 tahun ke depan. (foto: dimas)

Tebuireng.online— Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Transformasi Pesantren Tebuireng menuju 150 tahun dan menuju Indonesia Emas” di hari kedua Ahad (18/6/2023) membahas materi pemberdayaan masyarakat. Hal ini karena sesuai dengan fungsi pesantren yang ada dalam UUD Pesantren 2019 bahwa salah satu fungsi pesantren adalah pemberdayaan masyarakat.

“Seharian dari pagi sampai sore nampaknya dalam bidang dakwah sudah kita bahas dalam Forum Group Discussion ini, dan lagi saya ucapkan terima kasih atas semangat yang luar biasa serta dari tim UNAIR,” ungkap Gus Kikin, dalam forum diskusi di aula lantai 1 gedung Yusuf Hasyim Tebuireng.

Pengasuh Pesantren Tebuireng itu melanjutkan bahwa, “banyak Legacy dan warisan Mbah Hasyim yang sekarang ini masih dijaga masyarakat serta sampai sekarang masih menjadi rujukan masyarakat bahkan dunia.”

Dalam kesempatan itu juga, Prof. Dr Bambang Tjahjadi sebagi Ketua Tim Sekolah Pascasarjana UNAIR mengungkapkan, “pekerjaan Transformasi ini bukan sekadar berubah, namun harus memiliki energi semangat yang tidak loyo,” terangnya.

Menurutnya tentu saja di zaman yang modern ini tata kelola pesantren harus berbasis kepada tekhnologi, tidak bisa lagi menggunakan lama karena sudah berganti dengan ICT (Information and Communications Technology).

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Hal tersebut juga dijelaskan Dr. Faliqul Misbah yang merupakan Dosen Aktif Departemen Sosiologi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik UGM.

“Tipikal impian masyarakat ke kita ternyata kelas sosial ekonomi yang berbeda dan ekspektasi orang tua atas anaknya juga berbeda juga,” jelasnya.

Hal itu menurutnya karena aspek isu human capital, perubahan skill set yang dibutuhkan oleh dunia kerja namun aspek spiritual dan semangat keagamaan tetap perlu itu menjadi bab yang dipertimbangkan.

Di sesi diskusi itu, Gus Ipang juga menambahkan penjelasan bagaimana Pesantren Tebuireng ini menghadapi 3-5 tahun ke depan perkembangan dakwah.

“Esensi yang mbah hasyim lakukan yaitu dakwah, dari melawan pendidikan maupun melawan maksiat, tetapi caranya yang berbeda oleh sebab itu tinggal masalah caranya saja,” ungkap Gus Ipang.

Yang menjadi catatan dari Gus Ipang adalah perlu diingat juga cara dakwah sudah berubah banyak dan akan berubah lagi ke depannya.

Untuk diketahui, kegiatan di hari ke dua ini dihadiri oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng yaitu KH. Abdul Hakim Mahfudz, Nyai Hj Lelly Lailiyah, Nyai Hj Farida Salahuddin Wahid, Prof Bambang Tjahjadi (Ketua Tim Sekolah Pascasarjana UNAIR).

Selain itu hadir pula menjadi pemateri: Gus Ipang Salahuddin Wahid (Staff Ahli Menko Perekonomian), Dr. Faliqul Isbah (Dosen Aktif Departemen Sosiologi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik UGM), dan Majelis Dzurriyyah, Tim UNAIR, Tim Transformasi Pesantren Tebuireng, Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT), Tim Tebuireng Media Group, Badan Wakaf Pesantren Tebuireng (BWPT).

Pewarta: Bagus