Mahasiswa King Collage dan Profesor Robert Carle bersama Kepala SMA Trensains, Ustadz Ainur Rofiq dan Waka Humasy, Ustadz Hanif Fathoni saat kunjungan pada Rabu (16/05/2018). (foto: Dok. SMA Trensains)

Tebuireng.online— Di berbagai penjuru dunia, agama merupakan pedoman hidup bagi para pengikutnya. Tak terkecuali para pemeluk agama yang berada di negara Amerika Serikat. Berbeda dengan di Indonesia, umat beragama di New York tidak mendapatkan pembelajaran mengenai agama di bangku sekolah umum. Dengan begitu para orang tua mengajarkan agama pada anak-anaknya secara langsung, dengan mengajaknya ke tempat peribadatan.

Hal itu disampaikan oleh salah seorang dari tujuh warga negara Amerika Serikat yang sedang menyelesaikan pendidikannya di  The King College University, New York City, Audrey Cooper yang sedang menghabiskan masa liburnya di Indonesia dan menyempatkan diri mengunjungi Pesantren Tebuireng 2 atau SMA Trensains di Jombok Ngoro Jombang pada Rabu (16/05/2018).

Audrey juga bercerita bahwa agama Islam di Amerika Serikat, merupakan agama minioritas. “Ada beberapa organisasi keislaman tapi tidak terlalu mengerti dan menunjukkan keislamanya. Hal itu menjadi salah satu dari tujuan kami kemari, untuk mengenal lebih jauh mengenai agama Islam,” tambahnya.

Setelah kunjungannya ini, Audrey ingin memperbarui anggapan, bahwa sejatinya muslim itu mencintai kedamaian dan ramah. “Orang Islam di sini lebih mengerti dan memahami akan agama Islam sehingga kami bisa bertanya banyak,” katanya.

Tak hanya kagum akan agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW yang diterapkan di Indonesia, ia juga mengagumi kebudayaan Indonesia. Ia adan enam rekannya yang lain bertanya-tanya mengenai pembelajaran sains di SMA Trensains Tebuireng, yang mendialegtikakan agama dan sains.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Sekolah umum di New York tidak memberikan pembelajaran agama bagi siswanya, ada sekolah yang memberikan pembelajaran agama yaitu sekolah swasta dan itu membutuhkan biaya ekstra yang cukup banyak. Jadi kalau saya mengajarkan tentang agama kepada anak saya salah satunya dengan mengajaknya mengunjungi gereja,” tambah dosen pembimbing dari King Collage, Profesor  Robert Carle.

Kunjungan perdana para mahasiswa dan mahasiswi The King College University di SMA Trensains Tebuireng memberikan kesan yang tersendiri bagi para santrinya, karena mereka berkesempatan berinteraksi secara langsung dan mengajarkan kebudayaan Indonesia. Mereka menyambut para tamu dengan beberapa penampilan budaya, seperti bela diri asli Indonesia, silat, grup gambus yang melantunkan shalawat yang diapresiasi oleh para tamu.

Bahkan, saat berinteraksi langsung, santri putri SMA Trensains mengajarkan lagu asal sunda, Manuk Dadali, tarian asal Aceh, Saman, dan beberapa permainan tradisional anak-anak. Walaupun para turis tampak kesulitan, tetapi tetap antusias untuk ikut mencoba kebudayaan Indonesia tersebut karena para santri yang turut mengajarkan dengan kesabaran dan kesenangan.

Selain nyantri singkat di Tebuireng, mereka juga mengunjungi berbagai pesantren seperti ke Lirboyo, dan akan melakukan kunjungan ke Pesantren Darussalam Gontor dan melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta.


Pewarta:            Salma

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin