Syarif Abdurrahman, salah satu mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari yang lolos seleksi call for paper Muktamar Pemikiran Santri Nusantara. (Foto: Aji BN)

Tebuireng.online—Empat mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng turut berperan dalam acara ‘Muktamar Pemikiran Santri Nusantara’ yang diadakan di Pondok Pesantren Asshidiqiyah, Jakarta. Muktamar pemikiran santri Nasional ini adalah acara yang diawali dengan call for paper yang terbuka bagi seluruh santri nusantara. Call for paper ini mengangkat tema “Santri Mendunia, Tradisi, Eksistensi, dan Perdamaian Global.”

Menurut data dari panitia penyelenggara, terdapat 547 naskah call for paper yang diterima oleh panitia. Dari naskah-naskah tersebut terdapat 126 naskah yang terpilih untuk dipresentasikan dalam acara muktamar pemikiran santri nusantara tersebut.

Dari Ma’had Aly Hasyim Asy’ari sendiri terdapat kira-kira 10 naskah yang didaftarkan pada call for paper tersebut. Dari 10 naskah yang didaftarkan oleh mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, terpilih 2 naskah yang lolos dalam seleksi. Dua naskah terpilih tersebut adalah “transformasi pesantren sebagai harmonisasi peradaban dunia” oleh Dana Iswari Maghfiroh dan Yuli Lailatul Hidayah. “Peran Tim Media Pesantren dalam Cyber War” oleh Syarif Abdurrahman dan Aji Bintang Nusantara.

Penulis dari dua naskah terpilih itu kemudian diundang pada acara muktamar pemikiran santri nusantara untuk mempresentasikan paper mereka. Dua paper itu dipresentasikan oleh Syarif Abdurrahman dan Dana Iswari Maghfiroh.
Dalam presentasinya, Syarif yang memaparkan tentang bagaimana media Pesantren Tebuireng menjadi media yang mampu menjaga marwah Pesantren Tebuireng dan Pengasuh Pesantren Tebuireng.

Ia menyebutkan bahwa sekarang ini pesantren sudah menjadi incaran kepentingan-kepentingan politik. “Sekarang ini pesantren utamanya pesantren besar sudah mulai dilirik untuk kepentingan-kepentingan politik seperti saat pemilu dan pilpres,” sebutnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dari hal semacam itulah, lanjutnya, tidak sedikit kabar-kabar bohong atau hoaks yang menyerang pondok pesantren. Menurut syarif, hal itu juga terjadi pada Pengasuh Pesantren Tebuireng. Ia menunjukkan beberapa contoh hoaks yang pernah menyerang Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Salahuddin Wahid.

“Di situlah peran media pesantren sangat penting untuk meng-counter hoaks. Setelah melakukan pengecekan terhadap suatu berita hoaks yang menyerang Pesantren Tebuireng, tim media akan memberikan klarifikasi pada khalayak bahwa berita yang tersebar itu adalah berita bohong,” tandasnya.

Pewarta: Aji Bintang Nusantara
Publisher: RZ