Salah satu penampilan peserta lomba Banjari di perayaan Satu Abd Pesantren Seblak (Foto: Muk)

Tebuireng.online- Pada tahun 2018 ini, Pondok Seblak genap berusia satu abad. Itu berdasar hitungan kalender hijriyah. Menyambut peristiwa bersejarah itu, Pondok Seblak menggelar berbagai kegiatan. Rangkaian itu dimulai dengan pagelaran lomba banjari dan lomba baca kitab kuning (MQK), Kamis-Jumat (15-16/11/18). Kegiatan ini memperebutkan Piala Bupati Jombang.

“Juga sertifikat penghargaan yang ditandatangani langsung oleh Bupati Jombang dan uang pembinaan,” ujar ketua panitia Rizki Romadhoni.

Santri asal Mojokerto ini menambahkan bahwa peserta lomba adalah perwakilan dari pondok pesantren, madrasah ataupun kampus se-Jombang. “Meski peminat dari luar kota banyak, tapi yang kita utamakan dari Jombang saja,” tambahnya.

Dirinya mengakui terpaksa menolak para peserta dari luar kota itu. “Ada yang dari Tuban, Mojokerto, Pasuruan, Gresik bahkan Madura,” imbuhnya.

Tercatat ada 33 group banjari dan 38 peserta lomba MQK. Keseruan terjadi saat MQK digelar pada hari kedua. Terutama pada saat tanya jawab juri kepada setiap peserta. Semuanya terkait dengan nahwu shorof dan isi dari yang dibaca para peserta.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Lomba banjari diambil empat pemenang, yaitu tiga juara dan satu jingle terbaik,” ucapnya. Keluar sebagai juara lomba banjari adalah group Hubbul Qur’an dari Madrasatul Qur’an Tebuireng. Juara kedua adalah group al-Jalalah dari Madrasah Aliyah Tebuireng.

Peringkat ketiga diraih oleh group El-Khanza dari Pondok Walisongo Cukir. Sedangkan jingle terbaik dirah group Bahrus Syafa’ah dari Pondok Urwatul Wutsqo Bulurejo.

Hadiah dan piala diberikan langsung oleh Bupati Jombang Hj. Munjidah Wahab saat puncak acara peringatan satu abad Pondok Seblak, Minggu (18/11/18). Kegiatan puncak ini dikemas dalam bentuk pengajian umum.

Untuk diketahui, sejarah panjang sudah dilalui Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Seblak Jombang. Pondok ini berlokasi hanya 200 meter arah barat dari makam Gus Dur Tebuireng. Didirikan pada tahun 1921 M/1439 H. Pendirinya adalah Nyai Coiriyah Hasyim, putri pertama Hadratussyaikh KH. Hasyim Asyari. Bersama suaminya bernama KH. Ma’shum Ali, sang penulis kitab al-Amtsilah al-Tashrifiyah.

Pewarta: Muk

Editor/Publisher: RZ