Sumber gambar: https://syiarnusantara.id/2018/02/17/zuhud

Sebagian ulama mengatakan:

في الزهد خمس خصال الثقة بالله والتبري عن الخلق والاخلاص في العمل واحتمال الظلم والقناعة بما في اليد

Zuhud itu setidaknya mengandung 5 perkara yang terpuji yaitu:

  1. Keyakinan total kepada Allah
  2. Melepaskan diri dari merasa butuh kepada makhluk
  3. Ikhlas dalam beramal
  4. Tabah terhadap perlakuan zalim
  5. Sifat qana’ah (merasa cukup) dengan apa yang dimiliki.

Abdullah bin Mubarak, Syaqiq Al balkhi dan Yusuf Bin Asbat mengatakan bahwa keyakinan penuh kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala merupakan salah satu sifat zuhud. Hal itu dikarenakan, seorang hamba tidak akan mampu hidup dalam kezuhudan, kecuali dengan keyakinan yang penuh kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Abu Sulaiman ad-Darany berkata: Zuhud Adalah meninggalkan sesuatu kesibukan yang menyebabkan melupakan Allah subhanahu ta’ala.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Yahya Bin Muadz berkata seseorang tidak akan mencapai hakikat zuhud hingga ada dalam dirinya tiga perkara ini yaitu:

  1. Beramal tanpa diikuti tendensi
  2. Ucapan tanpa sifat tamak terhadap dunia
  3. Kemuliaan tanpa jabatan

Tentang hakikat zuhud, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dzar al-ghifari:

الزهادة في الدنيا ليست بتحريم الحلال ولا اضاعة المال ولكن الزهادة في الدنيا الا تكون بما في يدك اوثق منك بما في يد الله وان تكون في ثواب المصيبة اذا انت اصبت بها ارغب منك فيها لو انها ابقيت لك

Zuhud terhadap kehidupan dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal, bukan pula dengan menyia-nyiakan harta. Akan tetapi, yang dimaksud zuhud itu adalah ketika keyakinanmu terhadap apa yang ada di tangan Allah. Selain itu, engkau lebih senang menerima pahala sabar menghadapi musibah, sekalipun musibah itu terus menimpa dirimu, (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Syekh Junaid berkata, “Zuhud adalah Hati yang tidak risau saat tidak memiliki apa-apa.”

Sufyan At-Sauri berkata: “Zuhud itu tidak berpanjang angan-angan dalam urusan duniawi, bukan dengan memakan-makanan yang tidak enak, bukan pula mengenakan pakaian kusam meskipun benar bahwa hal-hal tersebut merupakan tanda ke kezuhudan dan faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk hidup zuhud. Jadi, orang Zuhud tidak bangga dengan kepemilikan dunia dan tidak pula sedih apabila ia hilang dari tangan dari genggamannya.”


Disusun oleh M. Ali Ridlo, Mahasiswa Pascasarjana Unhasy Tebuireng Jombang.


(Disarikan dari kitab  Nashoihul Ibad, Karangan Syekh Muhammad An-Nawawi bin Umar Al-Jawi, Halaman 40)