Dzurriyah Pesantren Tebuireng menyambut hangat kunjungan dari Pondok Pesantren Mahasiswa Universal Bandung ke Tebuireng pada hari Kamis kemarin. (foto: albii)

Tebuireng.online— Pondok Pesantren Tebuireng kedatangan rombongan kunjungan belajar dari Pondok Pesantren Mahasiswa Universal Kota Bandung. Terdapat 98 orang mahasiswa yang mengikuti rombongan tersebut, dan mengikuti kunjungan belajar yang diselenggarakan di lantai 3 gedung Yusuf Hasyim, pada Kamis (16/1/2025).

Acara ini dihadiri oleh sejumlah Dzurriyah Pesantren Tebuireng, antara lain Gus Ghofar sebagai Sekretaris Pesantren Tebuireng, Gus Mughni selaku Mudir Pesantren Tebuireng Cabang, Pak Lukman sebagai Mudir Pondok, Pak Kusnadi sebagai Mudir Pendidikan, Ustadz Roziqi selaku Mudir Ma’had Aly Tebuireng, Pak Su’udi sebagai Pengurus Senior Pesantren Tebuireng, serta Gus Karim Amrullah yang merupakan Dzurriyah dari Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ).

Acara dibuka oleh perwakilan dari Pondok Pesantren Mahasiswa Universal, Dr. KH. Tatang Astarudin, yang juga menjabat sebagai Pengasuh Pesantren. Dalam sambutannya, beliau memberikan gambaran singkat mengenai pesantren mereka.

“Nama pesantren kami memang terinspirasi dari pemikiran Hadratussyaikh. Sebenarnya, kami tidak memiliki bangunan pesantren seperti ini, melainkan menempati rumah-rumah warga biasa yang kami gunakan sebagai tempat tinggal. Kami juga tidak memiliki masjid pesantren, sehingga kegiatan mengaji kitab kami lakukan di masjid atau musala kampung,” ungkapnya.

Beliau juga menambahkan bahwa saat ini terdapat sekitar 400 santri yang menempati pesantren mereka, meskipun kuliah masing-masing santri memiliki jurusan yang berbeda.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online
Foto bersama jajaran Dzurriyah Pesantren Tebuireng dan pihak Pondok Pesantren Mahasiswa Universal Bandung di gedung YH Tebuireng. (foto: albii)

Pada kesempatan tersebut, Ustadz Roziqi, yang juga menjadi narasumber, memberikan materi tentang pelatihan kepemimpinan.

“Orang jomblo itu bukan berarti orang yang tidak punya istri, tidak punya pembantu, atau tidak punya anak. Tapi orang jomblo itu adalah seorang pemimpin. Apa yang dia kelola dan pimpin? Ya, anggota tubuhnya sendiri. Jadi, mau dibawa ke mana tubuh dan pikiran kita itu terserah kepada kita semua. Saya katakan, menjadi pemimpin itu adalah bagian dari as-Sunnah an-Nabawiyah dan merupakan fitrah kemanusiaan kita,” jelasnya.

Salah satu santriwati dari Pondok Pesantren Mahasiswa Universal yang dulunya pernah mondok di Kalimantan mengungkapkan pengalamannya.

“Guru-guru pengabdian ketika saya pesantren di Kalimantan hampir sebagian berasal dari Tebuireng. Mereka sangat luar biasa. Tebuireng pun selalu menjadi angan-angan bagi saya untuk bisa dikunjungi. Alhamdulillah, hari ini saya bisa ‘ngalap barokah’ di sini,” ungkapnya.

Olivia Irawati, salah satu santriwati juga berharap agar kegiatan ini dapat menambah wawasan ilmu serta mendapatkan barokah dari Hadratussyaikh.

Sebelum acara ditutup dengan doa, Pak Su’udi menyampaikan tambahan materi. “Keberhasilan Hadratussyaikh bisa tercapai karena keikhlasannya, kejujurannya, tanggung jawabnya, kerja kerasnya, dan tasawufnya. Lima dasar ini yang menjadikan beliau sebagai seorang pemimpin. Jika kita mencontoh beliau dalam hal ini, Insya Allah apa pun yang kita inginkan akan diberikan keberhasilan oleh Allah,” pungkasnya. Acara diakhiri dengan doa dan foto bersama.



Pewarta: Albii