Kuliah Subuh merupakan bagian rangkaian acara pada Masa Orientasi Santri Baru (MOSBA) yang dilaksanakan di Pondok Putri Pesantren Tebuireng, Rabu (29/06/2022).

Tebuireng.online– Kuliah Subuh merupakan bagian rangkaian acara  pada Masa Orientasi Santri Baru (MOSBA) yang dilaksanakan di Pondok Putri Pesantren Tebuireng setelah shalat subuh dan  pembacaan Surah Al-Waqi’ah, yang terdapat beberapa pemateri di antaranya KH. Fahmi Amrullah Hadzik dan Gus Mirza, yang dilaksanakan di masjid Ulul Albab, pada Rabu (29/06/2022).

Mengawali Kuliah Subuh, Gus Mirza menekankan kepada santri bahwa dalam mondok niati untuk belajar, meskipun dengan belajar juga belum tentu pintar. “Semua orang mondok hendaklah niati yang benar yaitu untuk belajar,” ungkapnya.

Beliau juga mengisahkan Imam Ghazali yang merupakan seorang piatu, dititipkan ke pamannya. Sampai suatu saat pamannya tidak sanggup untuk membiayai, dipondokkanlah Imam Ghazali oleh pamannya. Setelah beberapa lamanya Imam Ghazali berpikir kenapa Ia tidak pintar-pintar. Ternyata selama ia mondok bukan niat karena Allah melainkan hanya karena untuk makan gratis.

Dari kisah tersebut sangat jelas bahwa ilmu akan sulit masuk jika niatnya salah tidak karena Allah. Terdapat tiga hal menurut beliau untuk diketahui oleh para santri di antaranya. Pertama, ilmu itu harus dicatat, karena dengan berjalannya waktu ilmu yang kita catat pasti ada manfaat yang sebelumnya tidak terpikir sebagaimana kata Imam Syafi’i pengikat ilmu adalah tulisan.

Yang kedua, menurut putra Gus Zaki Hadziq ini, jangan melupakan guru. Kita sebagai murid hendaknya selalu mendoakan para guru yang telah mengajari kita berbagai banyak ilmu. Ketiga, jangan takut menjadi perempuan. Karena kita hidup di Tebuireng dikelilingi oleh perempuan-perempuan hebat salah satunya Ibu Nyai Khoiriyah yang merupakan sosok perempuan pertama yang mendirikan madrasah di Mekah yang hafal Fathul Mu’in. Selain itu, ada juga Ibu Nyai Khodijah yang juga hebat, beliau sangat peduli dan pembela hak-hak orang kecil.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Kalian sebagai perempuan tidak perlu takut, jadilah perempuan yang hebat dan cerdas sebab ibu adalah sekolah pertama untuk anak-anaknya,” jelasnya. Niatkan mencari ilmu karena Allah dan menghilangkan kebodohan, sebab orang bodoh jika sudah mati akan hilang dan sirna tiada yang ditinggalkannya.

“Sedangkan orang yang pintar dan alim ia akan banyak dikenang. Jadi meskipun di pondok yang mungkin mondoknya sekitar 6 tahun merasakan banyak ketidaknyamanan, kekecewaan, dan lain sebagainya, tetaplah semangat menjalaninya karena 6 tahun itu merupakan jaminan hidup baik tidaknya kalian ke depannya. Dan tetaplah menjadi santri seperti halnya santri baru yang setiap saat  selalu bersemangat, karena hidup kita kedepannya kita yang mengukir bukan orang tua,” tambahnya.

Selain itu, KH. Fahmi Amrullah Hadzik juga menyampaikan kepada para santri baru, Rabu (28/06/2022), keunggulan kenapa harus mondok di antaranya yaitu: Pertama, ibadah kita lebih terjaga. Kedua, banyak kegiatan-kegiatan atau majelis ilmu yang kita dapat. Ketiga, lebih mudah mendekatkan diri kepada Allah. Keempat, mandiri.

Gus Fahmi, sapaan akrabnya, juga sangat berharap semua santri bisa mengikuti kegiatan dengan baik. “Semoga semuanya para santri diberikan kelancaran dan kemudahan dalam menjalankan kegiatan yang dengan beriringnya waktu akan menjadi kebiasaan,” tutupnya.

Pewarta: Adawiyah