tebuireng.online– Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Hasyim Asy’ari selain sering menyuarakan aspirasi rakyat lewat demonstrasi, seperti minggu lalu yang menuntut Pemkab Jombang agar meningkatkan status kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), juga kerap mengadakan diskusi untuk meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) para kadernya.
Kemarin (17/02/2016) mereka mengadakan Sekolah Managemen Forum (Semafor). Kegiatan ini bertempat di ruang Badan Eksekutif Mahasantri (BEM) Ma’had Aly Hasyim Asy’ari. Ini merupakan salah satu wujud eksistensi PMII Hasyim Asy’ari dalam membentuk pribadi yang berilmu, cakap dan berbudi luhur, sesuai dengan tujuan pendiriannya.
Acara ini mendatangkan narasumber Ahmad Fadzlur Rahman, pengurus Komisariat Hasyim Asy’ari tahun lalu. Dia menerangkannya dengan sistematis, berawal dari definisi dan sejarah, kemudian pembagian serta praktiknya. “Managemen bisa diartikan sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan penggunaan sumber daya secara efektif. Sedangkan forum dapat diartikan sebagai wadah untuk membicarakan atau menyelesaikan sesuatu dan yang membicarakan adalah banyak orang,” tuturnya.
Dia menerangkan bahwa forum ada dua macam, yakni forum diskusi dan forum sidang/rapat. Forum diskusi tidak menghasilkan sesuatu yang mengikat, sedangkan forum sidang/rapat menghasilkan suatu ketetapan. Biasanya dalam sidang sudah disiapkan suatu draf atau rancangan bahasan. Dalam pertemuan kali ini pemateri memfokuskan materinya tentang forum rapat atau sidang.
“Contoh dari forum sidang, kalau di PMII ya seperti RTAR, RTK ataupun Konfercab, sedangkan di dalam kampus seperti kongres BEM”, terangnya. Ia juga menjelaskan bahwa forum kemahasiswaan di daerah Jombang yang benar-benar hidup adalah Konfercab. Karena dalam forum tersebut, biasanya terdapat kepentingan tertentu dari kelompok-kelompok yang ada, berbeda dengan RTAR, RTK ataupun Kongres BEM yang hanya bersifat intrenal,” tambahnya.
“Dalam hal managemen forum, sebenarnya yang terpenting adalah praktik, yang diutamakan adalah softskill. Jadi butuh praktik dan latihan agar bisa menguasai forum yang ada. Namun pada awalnya harus faham dasar-dasar pengetahuan tentang forum,” pungkas mahasiswa Unversitas Hasyim Asy’ari tersebut.
PMII di Ma’had Aly Hasyim Asy’ari sendiri masih berusia sekitar satu tahun. Sebelum menjadi organisasi yang definitif, dikomandoi oleh Abdul Wajid Mawarzi yang aktif di komisariat Hasyim Asy’ari. Setelah terbentuk struktur kepengurusan yang definitif, Wajid sebagai pelopor didaulat sebagai ketuanya dan rayon baru ini diberi nama “Rayon KH. Yusuf Hasyim” diambil dari nama Pengasuh Pesantren Tebuireng era 1965-2006 dan merupakan pendiri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari. (masnun/abror)