Ilustrasi: www.google.com

Oleh: Silmi Adawiyah*

Rasulullah adalah teladan sempurna sepanjang masa. Manusia terbaik dalam segala hal dan seluruh aspek kehidupannya. Manusia yang dipilih Allah sebagai standart kehidupan umat Islam jika menghendaki kebaikan dalam dunia dan juga akhirat. Begitupun dengan teladan anak muda zaman sekarang yang mulai berubah kiblat ke k-pop atau lainnya. Mengikuti gaya artis k-pop dari kebiasaan makan, menghabiskan waktu berlibur, ataupun gaya hidup mereka.

Menjadikan Rasullah sebagai suri tauladan itu artinya mengikuti sunnah beliau dalam seluruh aspek kehidupan kita. Kita mengikuti perkataan beliau, aktivitas favorit beliau dan juga tidak mengambil jalan yang pernah beliau larang. Kenapa harus Rasulullah? Sebab mengikuti Rasulullah sama dengan mengikuti jalur hidup versi terbaik dalam Islam. Disebutkan dalam QS Al Ahzab ayat 40:

قَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kaum muda identik dengan jiwa yang bersemangat dan tubuh yang selalu energik. Di fase ini, seseorang punya banyak potensi yang besar untuk membuat perubahan. Sebelum salah arah dan membuat anak muda jauh dari titik Islam, banyak baiknya jika kaum muda menengok cara Rasulullah saat mengisi masa muda-Nya. Rasulullah yang dikenal memiliki etos kerja yang tinggi pada usia mudanya. Inilah salah satu nilai mulia yang perlu ditiru kaum muda agar tidak bergantung dengan kemapanan orang tuanya.

Selain mengembala kambing dan berniaga, Rasulullah juga berhasil mendirikan Hilful Fudhul saat beliau berumur 20 tahun, sebuah lembaga yang bertujuan untuk orang-orang miskin dam mereka yang teraniaya. Jika memang tidak meniru beliau mendirikan lembaga di usia remaja, minimal kita bisa menjadi relawan sebuah event yang bermanfaat untuk membantu orang lain. Bukankah dengan membantu saudara, kita akan selalu dibantu Allah? sabda Rasulullah mengingtakan:

وَمَنْ كَانَ فِـيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللَّـهُ فِـيْ حَاجَتِهِ

“Dan barangsiapa menolong kebutuhan saudaranya, maka Allâh senantiasa menolong kebutuhannya.”

Rasulullah juga tidak pernah membawa trend negative pada kawan masa mudanya. Mungkin Rasulullah di masa muda juga memiliki karakter yang sama denan anak muda lainnya, namun Allah selalu menjaga Rasulullah hingga selalu urung untuk mengikuti trend yang kurang baik yang hits pada zaman itu. Hingga akhirnya beliau juga bisa mendapatkan pengalaman militer dan diplomatik di usia muda. Rasulullah membantu paman-pamannya dalam menyiapkan anak panah untuk melawan Suku Qais dalam perang Fijar kala itu.

Dan yang tak kalah penting adalah Rasulullah sering bertafakur dalam rangka introspeksi diri. Jika diaplikasikan pada kaum muda sekarang, mungkin kaum muda tersebut tidak akan mengalami kegalauan ketika mengalami masalah atau kegagalan. Sebab apa yang terjadi (baik atau buruk) hanyalah sebuah hasil karya dari tangan manusia sendiri.

Perlunya tafakur disini agar kaum muda tidak mengulangi kesalahan yang sama. menyadari kesalahan, lantas bergerak memperbaiki diri adalah pilihan terbaik kaum muda yang jauh lebih baik dari sekadar galau berkelana dan hinggap ke kafe saja.

*Alumni Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang.