Sumber foto: https://islam-institute.com/jawaban-ibrahim-bin-adham-bagi-yang-tak-percaya-barokah/

Ibrahim bin Adham merupakan seorang ulama yang sangat saleh dan hidup zuhud. Ia juga dikenal sebagai seorang ulama yang lahir di Balkh dari keluarga bangsawan Arab. Dalam dunia sufi, Ibrahim disebutkan sebagai seorang penguasa yang meninggalkan kerajaannya, lalu mengembara ke arah Barat untuk menjalani hidup sendirian sambil mencari nafkah melalui kerja kasar yang halal hingga meninggal dunia di Persia kira-kira tahun 165H/782M.

Sampai ia bertaubat, dalam kitab Usfuriyah disebutkan bahwa Ibrahim memiliki 72 budak, ia memerdekakan budak-budaknya setelah ia bertobat. Suatu hari, ia bertemu dengan bekas budaknya yang  seorang peminum arak. Ketika itu bekas budaknya tersebut dalam keadaan mabuk berat, sampai tidak mengenali mantan majikannya itu.

Bahkan bekas budaknya itu meminta Ibrahim bin Adham mengantarnya pulang ke rumahnya. Tak mengantar ke rumah si mantan budaknya, Ibrahim bin Adham malah membawanya ke kuburan. Saat sampai, bekas budak itu pun marah lalu ia memukul Ibrahim.

Bekas budak itu berkata, ”Aku sudah bilang, antarakn aku ke rumahku. Tapi mengapa engkau mengatarkanku ke kuburan?” Ibrahim menjawab, ”Wahai orang yang tolol dan bodoh ini adalah rumahmu yang hakiki. Rumah-rumah yang lain hanyalah bayangan (fatamorgana)”.

Perkataan Ibrahim tidak diperdulikannya, ia malah memukul Ibrahim lagi. Bukannya marah, Ibrahim justru berdoa, ”Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu.” Bekas budak itu kembali memukulnya, setiap kali dipukul, Ibrahim mendoakan budak itu. Kejadian itu terus berulang-ulang

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Bekas budak Ibrahim yang lain melihat peristiwa itu, ia berusaha menghentikannya dan berkata, “Wahai Fulan, apa yang kamu lakukan? Mengapa  kamu memukul majikanmu yang telah memerdekakanmu?” Ternyata bekas budak itu sangat mabuk hingga ia tidak mengenali lagi Ibrahim bin Adham yang pernah  menjadi majikannya.

Bekas budak itu bertanya, “Memang siapa orang ini?” Bekas budak yang lain itu menjawab, “Dia adalah Ibrahim bin Adham,”. Setelah tahu bahwa yang ia pukuli berkali-kali itu adalah mantan majikannya yang telah memerdekakannya, ia langsung turun dari kudanya dan meminta maaf.

Ibrahim pun memaafkannya. Kemudian bekas budak itu berkata. “Aku telah memukul dan menyakiti Tuan, tapi Tuan mengapa senantiasa mendoakan diriku dengan baik setiap kali aku memukulmu?” Ibrahim menjawab, “Bagaimana aku tidak  mendoakanmu, sementara engkau telah menyebabkan aku masuk surga lantaran pukulan dan penganiayaanmu padaku?”

Setiap kebaikkan sekalipun hanya meliputi perkara-perkara yang sepele akan mendapatkan balasan dari Allah, begitu pun dengan kejahatan. Hal ini sesuai dengan ayat 16 Surat Luqman (Lukman berkata) “Hai anakku, sesungguhnya jika  ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”

Maka dari kisah Ibrahim bin Adham dan bekas budaknya di atas, kita bisa mengambil ibrah, bahwa mantan penguasa satu wilayah luas yang bertaubat dapat memiliki kemampuan hikmah yang luar biasa. Pertaubatannya begitu total. Ketika disakiti orang, justru ia membalas dengan doa, karena kebaikan akan dibalas dengan kebaikan, walaupun itu adalah hal-hal yang kecil, begitu juga dengan keburukan. Semoga bermanfaat! Wallahu a’lam bi ash shawab.


*Disarikan dari kitab al-Mawaidh al-‘Ushfuriyyah adalah karya Syekh Muhammad bin Abu Bakr al-Ushfury