Padatnya jamaah shalat Idul Adha di area Pesantren Tebuireng pagi tadi (01/09/2017). Foto: Aminuddin)

Tebuireng.Online- Pada hari Jum’at (01/09/2017), Pondok Putra Pesantren Tebuireng menggelar Shalat Idul Adha 1438 H. secara berjama’ah di Masjid Tebuireng. Ribuan warga Tebuireng dan sekitarnya memadati area Pesantren Tebuireng, bahkan hingga menutup Jalan Raya utama Jombang-Kediri depan pondok.

Sebelum shalat yang dilaksanakan pada pukul 06.10 pagi hari, para santri mengumandakan takbir sejak selepas shalat shubuh berjama’ah. Bertindak sebagai Khatib dan Imam adalah Wakil Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari sekaligus Mudir Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an Tebuireng, KH. A. Syakir Ridlwan, Lc., M.Hi.

Dalam khotbahnya, Abah Syakir, begitu biasa disapa, menyampaiakan tentang perjuangan dan kemuliaan Nabi Ibrahim as yang menjadi inspirator syariat Islam, seperti adanya syari’at berqurban di hari raya Idul Adha.

“Momen Idul Adha tidak lepas dari kisah perjalanan Nabiyullah Ibrahim as beserta keluarganya. Karena beliau adalah pemimpin umat-umat agama-agama samawi. Seluruh syari’at yang kita laksanakan adalah kebanyakan aplikasi dari pada perjuangan Nabi Ibrahim as beserta keluarganya,” tutur kiai yang biasa rutin menjadi imam shalat Maghrib dan Shubuh di Masjid Tebuireng itu.

Kemudian, beliau menceritakan kisah Nabi Ibrahim as mulai dari muda ketika menghadapi Raja Namrud, hingga ketika diuji dengan perintah yang berat untuk menyembelih putranya sendiri, Ismail as

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Seorang anak yang telah lama diidam-idamkan menjadi tambatan dan belahan jiwa, serta menjadi kebanggaan orang tua. Semula beliau ragu, namun pada akhirnya yakin bahwa perintah tersebut datang dari Allah SWT yang harus dijalankan,” papar beliau yang kemudian dilanjutanya dengan membaca penggalan ayat surat as-Shaffat.

Di akhir khotbah, khotib sekaligus imam shalat Ied tersebut menyampaikan tiga pendapat tentang pelaksanaan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha yang bertepatan dengan hari Jum’at yang kebetulan momen itu terjadi hari ini. Pendapat pertama yang masyhur, yaitu tetap wajib melaksanakan shalat Jumat. Pendapat kedua, yaitu cukup dengan melaksanakan shalat dhuhur. Sedangkan pendapat ketiga tidak wajib shalat Jumat sekaligus shalat Dhuhur.

“Bahkan ada pendapat yang konyol. Ketika Idul Fitri dan Idul Adha di hari Jumat kalau orang sudah menghadiri Shalat Idul Fitri dan Idul Adha maka tidak perlu shalat Jumat juga tidak perlu Shalat Dhuhur. Pendapat ini konyol dan tidak perlu diikuti”.

Setelah pelaksanaan shalat Idul Adha berjamaah ini, Pesantren Tebuireng melanjutkan agenda Idul Adha dengan penyembelihan hewan qurban di halaman Pondok Putra Pesantren Tebuireng atau tepat di depan Gedung KH. M. Yusuf Hasyim. Daging-daging qurban itu, selain untuk santri dan seluruh elemen di Pesantren Tebuireng, juga akan dibagikan kepada warga sekitar yang sebelumnya sudah mendapatkan kupon dari panitia.


Pewarta:            Ananda Prayogi

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin