KH. Adlan Aly dikenal banyak orang memiliki karomah dan ciri kewalian. Beberapa diantaranya sangat jamak diketahui oleh orang banyak, yaitu doa yang sangat mustajab. Banyak orang dari berbagai kalangan, bertamu ke beliau, baik untuk silaturahmi saja, meminta ijazah amalan, meminta doa, maupun restu menjalankan suatu hal.
Yang menarik beliau menerima tamu tidak pandang bulu, bahkan ada cerita beliau pernah menerima tamu non muslim yang ingin meminta doa restu mendirikan usaha. Seorang pengusaha asal Filipina yang tinggal di Indonesia ingin mendirikan usaha. Beberapa kali ia membangun bisnis namun berkali-kali pula gagal, alias bangkrut.
Entah dari mana jalurnya, orang Filipina itu datang kepada KH. Adlan Aly di Pondok Walisongo Cukir. Orang tersebut ingin meminta restu Kiai Adlan untuk mendirikan usaha lagi dengan harapan tidak bangkrut lagi dan bisa sukses.
“Mbah Yai, saya ini bangkrut, saya mau kerja lagi, mau usaha lagi. Pangestune Yai, saya mau bekerja lagi,” kata si Filipina tersebut kepada KH. Adlan Aly.
Kiai Adlan pun memberikan restu kepadanya untuk mendirikan usaha lagi. Pengusaha itu pun berpamitan pulang. Beberapa tahun berikutnya, ada kabar bahwa orang Filipina berada di Kutoharjo Jawa Tengah. Dia menuai sukses dengan bisnisnya yang mendapat restu oleh Kiai Adlan Aly. Ia jadi mapan lagi dan terkontrol usahanya tidak seperti sebelumnya.
Pada suatu saat ia teringat dengan restu itu. Ia berangkat ke Cukir ingin bertemu Kiai Adlan untuk mengucapkan terima kasih. Tetapi sayang, niatnya tidak bisa terlaksana. Ia hanya bisa bertemu keluarga beliau saja, karena Kiai Adlan Aly lebih dulu wafat.
Dari kisah di atas bisa disimpulkan bahwa Kiai Adlan Aly dapat memberikan manfaat bagi siapapun tidak memandang suku, ras, bahkan agama. Bisa jadi dengan kasih sayang dan kepedulian semacam itu dapat menjadi kebaikan bagi diri kita. Doa Kiai Adlan pun sangat mustajab, padahal itu non muslim, bagaimana dengan yang muslim.
*oleh: M. Abror Rosyidin
*Disarikan dari buku “Biografi KH. Adlan Aly, Karomah Sang Wali” karya Anang Firdaus, diterbitkan Pustaka Tebuireng tahun 2014.