kemarau
ciputranews.com

tebuireng.online-Kemarau yang berkepanjangan mengancam adanya ketimpangan dan ketidakstabilan ekosistem. Hal ini pun berpengaruh pada kondisi alam di Suriah, dimana kondisi keamanan pangan yang sudah dalam kondisi rawan.

Panen gandum pun akan berpengaruh dengan cuaca buruk tersebut, hal ini mengurangi jatah pangan yang layak dikonsumsi di wilayah perang tersebut.

Laporan dari WFP (Program Pangan Dunia), seperti yang dituliskan oleh nu.or.id, data mengenai curah hujan memperlihatkan provinsi yang paling parah terpengaruh adalah penghasil hampir 50 persen produksi gandum. Laporan WFP itu mengatakan kondisi kering, yang juga memengaruhi sebagian besar wilayah Timur Tengah, akan menambah parah dampak perang saudara pada sektor pertanian.

Produksi gandum diperkirakan berjumlah 1,7 sampai 2,0 juta ton meter kubik, tak mencapai kebutuhan gandum di negeri tersebut –yang berjumlah 5,1 juta ton meter kubik tahun lalu. Kehidupan ternak dan tanaman juga akan terkena dampak akibat kekurangan air dan buruknya ketersediaan padang rumput.

Di bagian barat-laut negara yang dicabik pertempuran itu, terutama di Aleppo, Idbel dan Hama adalah yang terpengaruh paling parah. Kondisi buruk juga terjadi sampai ke Raqqa dan Hassakeh Selatan serta berbagai daerah di Deir Ezzor. Sebagian besar wilayah itu memperlihatkan perkembangan panen yang buruk, dan di beberapa tempat, situasinya sangat parah sehingga dapat menyamai kondisi kemarau 2008 di Suriah, kata laporan tersebut.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Hal ini sangat memprihatinkan, melihat dari kondisi Suriah yang masih dalam situasi perang, ketika pangan sudah terbatasi, ditambah kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. Lebih dari 150.000 orang tewas dan jutaan orang lagi meninggalkan tempat tinggal mereka di Suriah, sejak oposisi memulai protes pada Maret 2011, yang belakangan berubah menjadi perang antara militer Suriah dan gerilyawan bersenjata. (ul)