KH. Abdul Hakim Mahfudz saat menyampaikan khutbah di peringatan Hari Raya Idul Adha Pesantren Tebuireng, Kamis (29/06/2023).
KH. Abdul Hakim Mahfudz saat menyampaikan khutbah di peringatan Hari Raya Idul Adha Pesantren Tebuireng, Kamis (29/06/2023).

Tebuireng.online- Bertepatan 10 Dzulhijjah 1444 Hijriah, Kamis (29/06/2023), Pesantren Tebuireng mengadakan peringatan sekaligus pelaksanaan shalat Idul Adha di masjid dan halaman pondok putra Pesantren Tebuireng. Khutbah shalat ‘id disampaikan oleh KH. Abdul Hakim Mahfudz, Pengasuh Pesantren Tebuireng.

Dalam khutbahnya, Kiai Kikin bercerita tentang kisah pengorbanan dan keteguhan iman Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan nyawa anaknya Nabi Ismail. Tetapi saat ada perintah itu setan menghalang-halangi dan memberikan pengaruh agar Nabi Ibrahim tidak mematuhi perintah Allah. Nabi Ibrahim tak tergoda dan malah melemparinya dengan batu, peristiwa ini diabadikan menjadi melempar jumroh dalam rangkaian ibadah haji.

Dalam kisah ini, Nabi Ibrahim juga diuji keikhlasan meninggalkan bayi Ismail dan istrinya Siti Hajar di tengah padang pasir yang kering dan gersang. Saat itu, Nabi Ibrahim menaatinya dan kemudian pergi meninggalkan anak istrinya. Beberapa saat kemudian bayi nabi Ibrahim menangis, dan Siti Hajar dengan sekuat tenaga berlari-lari kecil dari bukit Shofa dan Marwah, sebagai bentuk ikhtiar mencari sesuatu. Yang kemudian peristiwa ini diabadikan dalam ritual sa’i dalam rangkaian ibadah haji.

Nabi Ibrahim yang merubah peradaban, dari masyarakat yang mula menyembah berhala, hingga bisa menyembah Allah yang Esa. Karena keteguhan iman dan ketaatan Nabi Ibrahim saat akan menyembelih anaknya, kemudian Allah menggantinya dengan seekor domba yang besar, yang saat ini kita rayakan dalam Idul Adha.

Di akhir khutbah, beliau juga berharap agar qurban di tahun ini dapat mendekatkan kita kepada Allah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Hari ini kita akan mengikuti apa yang dicontohkan nabi Ibrahim yakni menyembelih hewan Qurban, semoga dengan itu kita bisa mendekatkan diri kepada Allah,” pungkas beliau dalam khutbahnya.


Pewarta: Alfi Nabila