Mihrab Masjid Pondok Putra Pesantren Tebuireng
Mihrab Masjid Pondok Putra Pesantren Tebuireng

Sebagaimana Abu Salamah (Ibn Abdirrahman) yang bertanya Siti Aisyah tentang cara Nabi berpuasa Sya’ban, karena saking pengennya mengikuti tindak tanduk Nabi Muhammad, begitu pula Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari. Karena saking pengennya meniru ibadah Nabi, Kiai Hasyim cenderung menolak segala sesuatu yang tidak memiliki landasan hukum. Sampai-sampai ada yang menyamakan beliau dengan Ibn Taimiyah soal purifikasinya. Benarkah demikian? Tentu perlu kajian mendalam untuk menjawabnya.

Terlepas dari itu semua, setidaknya Kiai Hasyim memiliki semangat dan obsesi besar dalam mencontoh kanjeng Nabi Muhammad SAW dalam segala hal, baik ucapan maupun tindakan Nabi, semampu-mampunya. Hal ini sebagaimana dituliskan oleh Gus Ishom Hadzik dalam pengantar buku terjemah Kitab dlau al-mishbah karya Kiai Hasyim Asy’ari. Buku ini dijadikan Gus Ishom sebagai suvenir pernikahan beliau dengan Ning Nia tahun 1999 (lovely).

Diriwayatkan oleh Kiai Mas’udi, tokoh NU Pacitan yang lama nyantri di Tebuireng zaman Kiai Hasyim. Beliau berkisah, jika salat Jumat tiba, Kiai Hasyim baru berangkat ke masjid setelah seluruh jamaah hadir. Kiai Hasyim berjalan memutar menuju masjid, membelah kerumunan manusia dan mengucapkan salam kepada mereka. Begitu naik ke mimbar, Kiai Hasyim berkhutbah dengan suara keras dan ekspresi tegas seperti memberi komando. Kesan Kiai Mas’udi, khutbah gurunya itu persis seperti khutbah Nabi yang digambarkan dalam sejumlah hadis.

Pengakuan Kiai Mas’udi ini tentu bukanlah bentuk upaya glorifikasi sang guru. Pengakuan ini secara tulus disampaikan kepada Gus Ishom, cucu Hadratussyaikh yang pasti tidak menjanjikan apa-apa. Pengakuan tanpa tendensi dan motivasi tertentu untuk mendapatkan sesuatu ini bisa dikatakan muncul karena rasa rindu dan kekaguman sang murid kepada gurunya. Dan apa yang diperagakan Kiai Hasyim saat berkhutbah, semata-mata hanya bagian dari bentuk iqtida’ kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam kitabnya al-Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyid al-Mursalin, Kiai Hasyim berkata:

يجب على كل مكلف متابعته عليه الصلاة والسلام وامتثال سنته والاقتداء بهديه.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Wajib bagi tiap mukallaf untuk mengikuti Nabi Muhammad SAW, menjalankan sunnahnya, dan mengikuti petunjuknya.

Ila hadratihim, al-FatihahWallahu A’lam.

Baca Juga: Lima Kali Mengalami Renovasi, Inilah Sejarah Masjid Tebuireng


Ditulis oleh: Mohamad Anang Firdaus, Dosen Ma’had Aly Hasyim Asy’ari