ilustrasi sabar

Dalam menyelami kekuatan hidup ini, sudahkah kita syukur? Dalam mengarungi ombak kehidupan yang begitu laju, sudahkah kita mengamalkan sabar? Sabar berarti menahan. Berani menahan segala sesuatu yang dinantikan. Meskipun terkadang, penantian itu tak sesuai dengan hati yang berbicara tentang harapan.

Sabar memiliki banyak faidah dan keutamaan. Sesuai yang terdapat dalam hadits-hadits nabi, sabar memberikan dampak kebaikan yang begitu banyak arti bagi kehidupan.

Di mana pun, kapan pun, tak asing lagi kita dengar kata sabar. Sebagai hamba yang berusaha memperbaiki penghambaan kita, tentunya kita harus mengamalkan sebuah kesabaran. Entah dalam kondisi yang begitu sulit, sedih, bahkan terpurukpun.

Namun tak jarang, kita menyepelekan dan mengabaikan makna sabar itu sendiri. Akan tetapi, kita dapat sedikit demi sedikit berusaha mengamalkannya. Mungkin dapat kita mulai dari dalam diri kita sendiri. Misalnya saat berada di rumah, dan saat menunggu sesuatu yang kita nanti. Jika di kemudian hari sabar itu telah tertata dengan baik, biasanya untuk menghadapi hal-hal lain akan terasa begitu mudah.

Memaknai Sabar

Adakalanya, sabar diartikan sebagai suatu keteguhan dan keberanian. Sebagaimana Imam Al-Ghazali mendefinisikan bahwa sabar adalah keteguhan religius dalam menghadapi dorongan syahwat. Kita mampu untuk marah dalam situasi yang sangat menjengkelkan, tetapi kita memilih untuk teguh dan penuh keberanian menolak kemarahan dengan senyuman. Kita teguh menolak dorongan syahwat yang meminta amarah memuncak.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Di samping itu, sabar menjadi sesuatu yang mulia karena Allah sendiri juga memiliki asma Ash-shabur yang artinya maha penyabar. Allah tidak segera memberikan azab kepada orang-orang yang bermaksiat, karena Allah memilki asma ash-shabur.

Pernah suatu ketika, Syekh Junaid al-Baghdady ditanya soal sabar. Jawab beliau “meneguk kepahitan tanpa muka yang berkerut” jawaban itu mengartikan bahwa sabar bermakna tidak mengekspresikan hal yang tidak nyaman kepada orang lain.

Barangkali, kita dapat mendefinisikan sabar secara lebih dekat dan lebih esensial, sekalipun definisi Imam Al-Ghazali lebih tepat. Yaitu sabar adalah suatu akhlak luhur yang harus dijadikan sifat dalam diri seseorang yang dapat membuat seseorang untuk melakukan sesuatu yang baik dan mendapat ridho dari Allah.

Tetapi sabar dalam sudut pandang lain yang berbeda, tak cukup diartikan sebagai menahan, meneguhi keadaan, dan betah pada sesuatu. Jauh dari pada itu, sabar memiliki arti tak cukup menahan, melainkan juga usaha, syukur, dan cinta.

Sebagaimana KH. Zainal Ali MZ. Pengasuh Ponpes IS-AS, dalam maqolahnya mengatakan “wong sabar iku wong seng kenyih tur gelem nyeneni” orang yang bersabar adalah orang yang cerewet dan suka memarahi.

Maqolah itu terasa aneh sekaligus lucu terdengar di telinga. Tetapi sungguhlah tepat bila beliau memberi definisi yang sangat lucu itu. Sebab jika saja terdapat seseorang yang melakukan kesalahan, lantas kita hanya diam tanpa mengingatkan, berarti kita sudah mengabaikan dan bersikap tidak peduli. Sedang orang yang sabar adalah orang yang senantiasa bersedia mengingatkan, memberi petunjuk, dan bersedia memaafkan.

Jika boleh kita contohkan, sabar adalah serupa ibu yang sangat tulus merawat buah hatinya. Merawat bukanlah sesuatu yang mudah. Banyak kesabaran yang harus kita korbankan dalam merawat. Seorang ibu yang merawat dan membesarkan anaknya tidak pernah meminta balas bahwa ia harus dirawat sama persis di waktu ia merawat buah hatinya.

Seorang ibu begitu tulus dan sabar menghadapi si buah hati yang menangis di setiap tengah malam, si buah hati yang merengek minta ASI sepanjang siang dan malam, si buah hati yang menangis apabila sang ibu sedang berada dijauhan.

Oleh karena itu, sabar merupakan suatu sifat yang mulia, sudah sepatutnya kita berusaha mengamalkannya dalam setiap aspek kehidupan. Entah dalam proses kita belajar, hidup, dan lain sebagainya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 45 yang berbunyi :

واستعينوا باالصبر و الصلاة. وانها لكبيرة الا على الخشعين

Artinya: dan mintalah pertolongan atas segala sesuatu dengan kesabaran dan juga shalat, sesungguhnya hal demikian amat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.

Demikianlah, semoga kita tergolong ummatNya yang sabar dan mendapat ridhoNya sehingga kita dapat meneguk samudera kebahagiaan sejati bersamaNya.

Baca Juga: Menempatkan Syukur dan Sabar dengan Tepat


Ditulis oleh Salma Anindria Putri