Ilustrasi: www.google.com

Oleh: Silmi Adawiya*

Mabrur berasal dari kata “birr” yang bermakna ketaatan. Dengan kata lain haji mabrur adalah haji yang dijalankan dengan penuh ketaatan sehingga tidak tercampur dengan perbuatan dosa. Meraih haji yang mabrur merupakan cita-cita setiap jama’ah haji. Namun hal tersebut tidak mudah dijalankannya. Ibadah haji yang mabrur memerlukan totalitas, keikhlasan, dan kekhusyu’an yang begitu mendalam. Ketidakmudahan tersebut Allah balas dengan keutamaan yang istimewa.

Rasulullah bersabda:

الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

“Tidak ada balasan (yang layak) bagi jamaah haji mabrur selain surga.” (HR Bukhari).

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Tidak ada oleh-oleh yang paling berharga dari Tanah Suci, selain haji mabrur. Inilah aset yang akan ditukar dengan surga, sekaligus investasi paling berharga di akhirat. Surga yang dijanjikan Allah tersebut yang diimpikan para jama’ah haji, sehingga bisa menguatkan kembali semangat yang kadang menurun dan lelah dari setiap ritualnya. Selain dari pada itu, haji mabrur juga memiliki keutamaan lainnya. Syaikh Said bin Muhammad Ba’asyin menyebutkan bahwa keutamaan lainnya adalah bebas dari dosa-dosa kecil dan dosa besar.

Keterangan tersebut dipaparkan dalam Busyra Karim sebagai berikut:

وفرض في السنة السادسة وهو حيث كان مبرورا يكفر جميع الذنوب حتى الكبائر وتبعات الناس عند م ر، بشرط أن لا يتمكن من الوفاء بعده

“Haji diwajibkan pada 6 Hijriyyah. Ibadah haji sekiranya mencapai derajat mabrur dapat menghapus semua dosa, termasuk dosa besar dan masalah yang berkaitan dengan orang lain–menurut Syaikh Ramli–dengan catatan yang bersangkutan tidak sempat menyelesaikannya setelah haji,”

Keterangan tersebut seolah-olah mengisyaratkan bahwa seseorang yang melaksanakan haji dan memilki predikat mabrur, maka ia seperti bayi yang dilahirkan oleh ibunya. Setiap doanya termaafkan, bahkan menurut Syaikh Ramli jika seseorang tersebut meninggal sebelum menyelesaikan ibadah hajinya maka ia terbebas dari masalah yang berkairan dengan orang lain.

Sebuah pernyataan yang mendukung betapa mulianya predikat haji mabrur di sisi Allah dan juga manusia. Tak salah jika setiap jama’ah begitu menginginkan haji mabrur. Usaha mencapainya tidak mudah, namun jaminan yang dijanjikan Allah tiada duanya.

Semoga Allah kabulkan ia yang menjalankan haji dengan sepenuh hati dan tidak berbuat dosa, sehingga ketika ia kembali ke tanah air seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya, namun sudah memiliki investasi surga di sisi-Nya.

*Alumni Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang.