Al-Quran (sumber foto: google)

Oleh: Rizka Nur Maulidiyah*

“Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Quran dan sesungguhnya kami yang benar-benar memeliharanya,” (Al-Hijr ayat 9). Memelihara Al-Quran sudah dicontohkan mulai sejak Nabi Muhammad, karena jaminan Allah atas kekuatan hafalan nabi dengan sebutan atau istilah “ummi”. Hal itu juga dilakukan oleh para sahabat, kekuatan hafalan para sahabat sangat kuat bukan hanya hafal akan lafadz namun tulisan beserta makna juga dihafal dan dipahami oleh para sahabat nabi.

Istilah yang disandang oleh para sahabat adalah dhobit, menghafal dan juga menjaga, maksunya menghafal bisa dilakukan oleh semua sampai-sampai dicontokan orang munafiq juga bisa kalau hanya disuruh menghafal, namun yang berbeda dengan yang lain adalah kualitas hafalanya. Bagaimana kita tau kualitas hafalan seseorang?

Dibenak semua orang orang menghafal Al-Quran semuanya istemewa, namun dalam keistemewaan ada yang lebih istemewa yaitu penghafal yang menjaga, menjaga bagaimana? menjaga hafalannya dengan cara sering membaca sering murojah. Walaupun dianggap sudah hatam namun jika setelah hatam dia tidak merawatnya itu sama hanya dengan bohong dan sia-sia karena menghafal dan menjaga hafalan adalah pekerjaan seumur hidup bagi para hafidz dan hafidzah.

Selain menjaga hafalan yang disebut dengan menjaga adalah menjaga perilaku, hal ini adalah yang paling sulit dilakukan oleh sebagian para hufadz, karena sebuah tantangan untuk berahklaq seperti yang dihafalkan, perilaku mendorong terjaganya hafalan. Para sahabat telah dikatakan dhobit berkat penjagaan hafalannya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Seperti halnya sahabat  Zaid bin Tsabit, kekutan hafalannya yang kuat hingga dijadikan nabi sebagai penulis mushaf, kekuatan zaid ditentukan dengan tulisannya karena pada zaman dulu hafalan para sahabat bukan hanya tentang pelafalannya namun kebenaran tulisan. Dari sekian banyak sahabat yang lebih baik hafalan dan tulisanya adalah sahabat Zaid bin Tsabit. Bukan pada zaman nabi saja, pada sama kekuasaan kholifah Abu Bakar dan Umar banyak para hafidz yang meninggal atas peperangan dan Abu Bakar memerintah kepada Zaid bin Tsabit untuk mencurahkan dan membuat tulisan mushaf dan dibukukan.

Awalnya Zaid menolak namun Abu Bakar meyakinkannya dengan mengucapkan “anda adalah seorang pemuda yang cerdas dan kami tidak meragukannya,” perkataan  Abu Bakar itu adalah salah satu bukti kedhobitan sahabat Zaid bin Tsabit. Waallahu a’lam bis showab.

*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.