sumber gambar: www.google.com

Oleh: Silmi Adawiya*

Manusia adalah tempatnya salah dan manusia memang tidak jauh dari kesalahan dalam hidup kesehariannya. Manusia memang tak pernah lepas dari kesalahan, sekalipun ia seorang manusia yang baik. Namun hal ini janganlah dijadikan sebagai pembenaran untuk hidup selalu dalam kesalahan.

Sebagai manusia, kita wajib untuk berusaha menjadi manusia yang baik dan berusaha menghindari kesalahan demi kesalahan. Sebab manusia yang baik bukanlah karena tak pernah berbuat salah, tetapi adalah manusia yang bisa menyadari setiap kesalahan yang telah dilakukannya. Lalu secara sadar mau bertaubat dan mengubah diri untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Al Ashfahany mengungkapkan bahwa seseorang yang melakukan kesalahan atau perbuatan dosa pun memiliki keindahan tersendiri,  jika diikuti oleh taubat kepada Allah. Keistimewaan tersebut termaktub dalam kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam Ghazali sebagai berikut:

اذا تاب العبد من ذنوبه أنسى الله حفظته ذنوبه وأنسى ذالك جوارحه و وعامله من الأرض حتى يلقى الله يوم القيامة وليس شاهد عليه من الله بذنب

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Jika seseorang bertaubat dari perbuatan dosanya, maka Allah jadikan malaikat yang menjaga amalnya melupakan dosanya, pun anggota tubuhnya dan tempat-tempat di bumi hingga ia bertemu dengan Allah tanpa ada saksi atas dosanya.”

Ungkapan yang demikian menunjukkan betapa nyatanya sifat Maha Pemaafnya Allah, dimana Dia menjamin pintu maaf selebar-lebarnya untuk hambaNya yang mau bertaubat dari perbuatan dosanya. Allah jadikan malaikat lupa akan perbuatan dosanya dan bisa bertemu dengan Allah tanpa ada saksi yang menyaksikan perbuatan dosa yang telah dilaluinya. Keindahan seperti inilah yang diberikan Allah kepada seseorang yang benar-benar mau bertaubat kepadaNya ketika telah melakukan perbuatan yang dilarang oleh-Nya.

Oleh karena itu, disebutkan bahwa manusia itu sejatinya disuruh langsung oleh Allah untuk segera kembali kepadaNya ketika berdosa sebelum ditimpa ganjaran yang setimpal dari-Nya. Dalam QS Az Zumar ayat 53-54 disebutkan:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ  وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ

“Katakanlah: Hai hamba-hambaKu yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).”

Sebuah ayat yang merupakan icon kegembiraan untuk kita semua, yang mana ayat tersebut menyebutkan bahwa Allah mengampuni setiap dosa yang dilakukan oleh hambaNya. Dan tidak hanya itu, dalam tafsir ibn Katsir juga diterangkan bahwa Allah mengampuni semua dosa hambaNya bila disertai dengan tobat. Dan seorang hamba tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah, bagaimanapun besarnya dosa-dosanya, karena sesungguhnya pintu rahmat dan pintu tobat itu luas.

Dengan demikian, sangat dianjurkan untuk kita semua agar segera bertobat ketika usai dan tersadar setelah melakukan perbuatan yang melanggar ajaran-Nya atau perbuatan dosa.  Perbuatan dosa yang diiringi oleh tobat itu menghadirkan hal-hal istimewa  dan mendapatkan ampunan yang mulia dari sisi Allah.

*Alumnus Pondok Pesantren Putri Walisongo, saat ini melanjutkan pendidikan tinggi di Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta.