sumber gambar: www.google.com

Oleh: Silmi Adawiyah*

Tidak semua doa diijabah oleh Allah dalam hitungan jam atau hari. Ada beberapa permintaan yang sengaja Allah ijabahkan menurut waktu terbaik-Nya dan jawaban terbaik-Nya, bukan menurut waktu terbaik manusia dan jawaban terbaik menurut manusia pula. Posisi  kita sebagai hamba, tidak boleh mamaksa atau merasa kecewa ketika doa yang dipanjatkan belum diijabah oleh-Nya.

Orang yang doanya tidak diijabah oleh-Nya tidak bisa dijadikan standart nasional bahwa dirinya bukanlah orang saleh. Jika ia bersabar dan menyadari akan dosa-dosa yang diperbuat, bisa jadi ia adalah orang yang lebih baik daripada orang yang doanya diijabah oleh-Nya. begitu pula dengan orang yang belum diijabah doanya, lantas ia bersabar dan menyadari bahwa Allah adalah dzat yang Maha Mengetahui, Allah sengaja tidak memberi karena Allah mengerti ini yang terbaik. Potret orang yang seperti itu yang disebutkan sebagai orang yang lebih tinggi kedudukannya di sisi Allah daripada orang yang doanya diijabah oleh-Nya.

Dalam kitab Shaidul Khatir, karya Imam Ibn Al Jauzi disebutkan:

وهناك أعلى من هؤلاء يسألون فلا يجابون وهم بالمنع راضون

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Ada yang lebih tinggi kedudukannya di sisi Allah daripada orang yang doanya selalu maqbul, yaitu orang yang kalau doanya belum diijabah, ia berkata “aku yang pendosa ini memang tak layak diijabah” atau berkata “mungkin yag terbaik bagiku adalah tak diberi.”

Kedahsyatan tersebut tentu tidak dapat diraih oleh seseorang tanpa disertai oleh kesabaran dan iman yang kuat. ketika doanya belum dijawab oleh-Nya, sosok yang tidak sabar tentu akan mengambil jalan pintas yang terbaik menurut dirinya. Begitupun dengan orang yang goyah imanya, ia belum pasti bisa menerima kenyataan dalam hidupnya ketika doa yang dipanjatkan sekian lamanya belum diijabah juga. Namun orang yang bersabar dan beriman yang kuat, ia mengerti dan mengembalikan semuanya kepada Allah. Ia sadar betul jika apa yang ada dan apa yang terjadi itu benar-benar pilihan terbaik-Nya. Bagaimana ia bisa menolaknya, jika itu Allah yang pilihkan?

Sosok yang disebutkan bahwa dirinya lebih tinggi kedudukannya di sisi Allah dibandingkan orang yang doanya selalu diijabah oleh-Nya di atas merupakan sosok istimewa yang benar-benar meyakini dan mengaplikasan firman Allah dalam QS al Baqaraha ayat 216 di abwah ini:

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”  

Pembahasan di atas menghidupkan semangat untuk terus berdoa kepada-Nya, entah kapan diijabah oleh-Nya. Berdoa itu ibadah, juga mendapatkan pahala. Jika doa yang dipanjatkan terus menerus belum juga menjadi nyata, bersabarlah dan terus berdoa. Sebab orang yang bersabar ketika doanya belum diijabah lantas menyadari akan dosa dan takdir terbaik menurut-Nya, itu lebih tinggi derajatnya dibandingkan orang yang doanya diijabah langsung oleh-Nya.

*Alumni Pondok Pesantren Walisongo Jombang.