Sumber gambar: http://jalandakwah.info/apa-hukumnya-isteri-yang-ingkar-kepada-suami/

Oleh: KH. Fawaid Abdullah*

Beberapa Tipe Istri

Istri Suka Keluar Rumah tanpa Izin

Hadist Diriwayatkan oleh Imam Al Thabraniy: “Anna haqqa Al Jauza ‘ala Zaujatihi an Sa-alaha nafsaha wa hiya ‘ala Dlahri qatabin an La Tamna’ahu nafsaha, wa min haqqi al Jauzi ‘ala al Jauzati an La Tashuma Tathawwu’an iLla bi idznihi, fa in Fa’alat Jaa’at wa ‘athasyat wa La Yuqbalu minha, wa La Takhruja min baytiha iLla bi idznihi, fa in Fa’alat La’anata Malaikatu Al Samaa-i wa Malaikatu Al Ardli wa Malaikatu Al Rahmati wa Malaikatu Al ‘Adzaabi hatta Tarji’a”.

Artinya: “Hak suami atas istrinya, ketika suami memintanya, sedangkan Istrinya sedang berada di atas pelana kuda, maka tidak ada alasan dirinya mencegah atau menolak permintaan suaminya, dan adapun sebagian dari hak suami atas istrinya, adalah si istri tidak berpuasa sunnah kecuali atas izin suaminya, apabila istri (tetap memaksa) mengerjakannya, maka hanya lapar dan dahaga yang dia dapat, puasanya tidak diterima Allah, dan hendaknya istri tidak keluar rumah kecuali atas izin suaminya, apabila istri (tetap memaksa) mengerjakannya, maka ia dilaknat malaikat yang menjaga langit, malaikat penjaga bumi, malaikat rahmat dan malaikat adzab, sampai ia (si istri itu) kembali ke rumahnya (dari bepergiannya)”.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ada istri yang sering keluar rumah, sering keluyuran di luar, tanpa izin suaminya, bahkan malah selalu menyalahkan suami, maka istri yang demikian itu dilaknat Allah dan dilaknat malaikat penjaga langit, penjaga bumi, malaikat pembawa rahmat Allah dan bahkan malaikat pembawa celaka, pembawa adzab pun melaknat istri yang model begitu.

Istri yang Suka Menuntut

Ada model atau tipe istri yang suka menuntut, selalu merasa tidak cukup, selalu merasa kurang, tidak pernah bersyukur atas keberadaan dan kondisi suaminya.

Model istri yang demikian ini, berhati-hati lah karena telah diperingatkan oleh Baginda Nabi SAW : “Laa Yandhuru Allahu Tabaaroka wa Ta’ala ila Imro-atin Laa Tasykuru Li Jauziha wa hiya Laa Tastaghniy ‘anhu“, Artinya: “Allah tidak akan memberikan rahmat-Nya kepada perempuan (istri) yang tidak mensyukuri atas keberadaan suaminya, serta ia (istri tsb) merasa tidak cukup dengan keberadaan suaminya”.

Model Istri yang seperti ini biasanya selalu suka menuntut, bahkan hanya gara-gara masalah harta, atau masalah-masalah keduniaan, ia meminta cerai kepada suaminya.

Itulah kenapa sangat penting, dan dianjurkan memilih istri yang shalihah, berbakti kepada suami, ahli ibadah, serta penurut selagi perintah suaminya baik, maka tidak ada alasan istri menolak atau membantahnya.

Ada Hadist dari Baginda Nabi SAW, lalu beliau bersabda:

“Arba’atun min An Nisaa-i fil Jannah, wa Arba’atun fiy An Naar”. Artinya: “Ada empat golongan perempuan yang ahli Surga, dan empat perempuan ahli Neraka”.

Lalu Baginda Nabi menjelaskan ke empat golongan yang Ahli Surga itu :

“Imro-atun ‘Afiifatun Tha-i’atun Lillahi wa Lizaujiha, wa Lau dzaatu Shabiratin Qani’atin bil Yasier min Zaujiha, Dzaatu Hayaa-in in Ghaaba Zaujuha, Hafidzat Nafsaha wa Maalahu, wa in Hadlara amsakat Lisanaha ‘anhu, wa Imro-atun Maa-ta Zaujuha wa Laha aulaadun Shigharun fahabasat Nafsaha ‘ala auladiha wa rabatahun wa ahsanat ilayhim, wa lam tatazawwaj khasyyatan an Yudlayyi’uu”.

  1. Perempuan atau istri yang terjaga kehormatannya, karena ketaatannya kepada Allah dan kepada suaminya.
  2. Perempuan atau istri yang selalu sabar menerima atas keadaan atau rezeki yang sedikit dari suaminya.
  3. Perempuan atau istri yang mempunyai rasa malu, selalu menjaga dirinya dan harta suami tatkala suaminya tidak berada di rumah, dan ketika suaminya sedang berada di rumah maka ia jaga lisan atau mulutnya (dari berkata-kata kotor atau perkataan yang menyakitkan hati suaminya).
  4. Perempuan atau istri yang ditinggal mati suaminya, mempunyai beberapa anak yang masih kecil, lalu ia (istri) tersebut selalu menjaga dirinya (dari munculnya fitnah), juga menjaga anak-anaknya serta merawatnya, ia selalu berbuat baik kepada anak-anaknya, ia tidak menikah (lagi) karena takut (dengan ia menikah lagi), anak-anaknya menjadi (sebab) terlantar atau kurang terurus.

Empat tipe atau jenis perempuan atau istri di atas ini, menurut Rasulullah adalah wanita Ahli Surga.

Kemudian, Rasulullah melanjutkan, ada 4 Perempuan atau istri yang akan menjadi ahli Neraka :

“Wa Amma Al Arba’atu Allawatiy fiy An Naar; Fa Imro-atun Badiyyatul Lisan ‘ala Zaujiha, in Ghaaba ‘anha Zaujuha Lam Tashun Nafsaha, wa in Hadlara aadzathu bi Lisaniha, wa Imro-atun Tukallifu Zaujaha Ma Laa Yuthiequ, wa Imro-atun Laa Tasturo Nafsaha min Al Rijaali, wa Takhruju min Baytiha mutabarrojatan, wa Imro-atun Laisa Laha hammun ILla al Aklu wa Al Syurbu wa An Naum, wa Laisa Laha Rughbatun fiy Shalatin wa La Tha’atillah wa La fiy Tha’ati Rasulihi wa La fiy Tha’ati Zaujiha”.

Ada 4 tipe atau model perempuan atau istri ahli Neraka, yaitu:

  1. Perempuan atau istri yang tidak bisa menjaga lisan atau mulutnya, lidahnya selalu berkata-kata jorok atau kotor kepada suaminya.

Apabila suaminya sedang tidak berada di rumah, ia tidak bisa menjaga dirinya, sedang ketika suaminya ada di rumah, ia selalu menyakiti suaminya dengan kata-kata atau omongannya yang jorok atau kotor.

  1. Perempuan atau istri yang selalu memaksa-maksa suaminya (untuk berbuat ini dan itu, ingin selalu sama dengan orang lain), padahal suami tidak mampu atau terbatas kemampuannya.
  2. Perempuan atau istri yang tidak bisa menutupi dirinya (atau auratnya) dari laki-laki lain, ia keluar rumah (atau keluyuran di luar rumah) dengan bermodal-model, bergaya, nampang sana-sini (yang dapat menyebabkan fitnah atas dirinya dan suaminya).
  3. Perempuan atau istri yang tidak punya tujuan atau orientasi hidup yang jelas, bisanya hanya makan, minum dan tidur. Tidak punya semangat ibadah, tidak senang shalat, ia tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta tidak taat kepada suaminya.

Sifat, watak, model serta tipe perempuan atau istri demikian ini, adalah perempuan atau istri yang dilaknat oleh Allah dan akan menjadi penghuni Neraka, sampai ia berubah, bertaubat dan tidak lagi melakukan sifat-sifat tercela tersebut.


*Santri Tebuireng 1989-1999, Ketua Umum IKAPETE Jawa Timur 2006-2009, saat ini sebagai Pengasuh Pesantren Roudlotut Tholibin Kombangan Bangkalan Madura.


*Disarikan dari Kitab Dhaul Misbah fi Bayani Ahkam an Nikah, karya Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari  dan Kitab Madzahib al Arba’ah karya Imam Abdurrahman Al Juzairy.