tebuireng.online— Demi meningkatkan kualitas calon pembina santri, khususnya dalam bidang membaca kitab, peserta Diklat Kader Pesantren Tebuireng dibekali materi belajar cepat membaca kitab dengan metode al Miftah lil Ulum yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren Sidogiri. Materi tersebut disampaikan langsung oleh tiga pakar metode terseut dari Sidogiri di aula Lembaga Diklat Kader Pesantren Tebuireng Jombok Ngoro Jombang, Jum’at (16/09/2016).
Metode al Miftah lil Ulum yang ditemukan dan dikembangkan oleh Badan Tarbiyah wa Taklim Madrasi (Batartama) Pesantren Sidogiri ini memang khusus ditujukan untuk meningkatkan kualitas guru diniyah dan pesantren dalam mengakses kitab kuning. Pesantren Tebuireng mulai tertarik dengan metode ini usai adanya laporan hasil magang beberapa peserta diklat kader angkatan pertama.
Tiga pengajar yang menyampaikan materi adalah Ustadz Yazid Bustomi, Ustadz Rifqi Almahmudi, dan Ustadz Masyhudi. Menurut penuturan Ustadz Yazid, salah satu pemateri mengatakan bahwa metode ini memang dikhususkan untuk anak usia dibawah 9/10 tahun atau yang baru saja mengenal kitab. Metode ini, dilengkapi dengan nadhaman (bait-bait syair lagu) yang dinyanyikan dengan irama lagu-lagu yang menarik, seperti lagu Wali Band, Tombo Ati, Aku yang Dulu Bukan yang Sekarang milik Tegar Septian, Habib Syekh hingga lagu semi rock Tip X.
Selain lagu-lagu yang menarik, suasana belajar pun dibuat mengasyikkan dengan gim-gim dan kelas yang interaktif, baik antara guru dan murid maupun antar murid. Murid dibiasakan saling bertanya dan menjawab prihal nahwu, sharaf, dan membaca kitab. Halaqah dan ruang musyawarah menjadi semakin terbuka lebar sehingga murid membiasakan sejak awal untuk semangat belajar. Untuk mempermudah proses belajar mengajar, telah diterbitkan lima jilid buku, terdiri dari materi nahwu 4 jilid, sharaf 1 jilid, dan kumpulan nadhaman 1 jilid bonus panduan bertanya.
Pemateri lain, Ustadz Rifqi mengatakan bahwa, metode ini mempermudah dan membantu pemula belajar membaca kitab. Target waktu normal pencapaian adalah satu tahun. Al Miftah lil Ulum juga akan merambah bidang balaghah atau sastra Arab, bahkan tidak hanya menyasar kalangan anak-anak atau pemula, juga akan masuk pada kelas ula, wustho hingga aliyah (ulya).
Materi ini diberikan kepada 28 peserta diklat kader angakatan kedua dengan tujuan agar mereka yang merupakan calon-calon pendidik di pondok dan masyarakat dapat menambah referensi metode belajar membaca kitab yang efektif dan efisien. Hal ini tidak lain untuk membumikan kembali kitab turats dengan masif di kalangan santri. (Abror)