Fahira Hayatin Nufus, salah satu santri Pondok Putri Tebuireng yang hobi membaca dan menulis. (dok. albi)

Tebuireng.online— Fahira Hayatin Nufus adalah santri putri Pesantren Tebuireng yang berasal dari Tangerang. Kabar bahagia datang terkait torehan prestasi gemilang meraih juara 1 dalam lomba sayembara membaca yang diselenggarakan secara online oleh Tebuireng Media Group, yang diselenggarakan sejak April hingga Agustus kemarin. Pengumuman hasil lomba tersebut diumumkan pada 3 November 2024.

Sesuai pengakuannya, Fahira menghabiskan lebih dari tiga bulan untuk mempelajari dan meresensi buku yang diikutkan dalam lomba tersebut. Santriwati Tebuireng ini memilih judul buku “Akhir Penjantanan Dunia” yang mengangkat tema psikologis feminis, dan secara mendalam menggali peran laki-laki yang sering kali mereduksi perempuan hanya dalam peran ibu.

Dalam resensinya, Fahira mengungkapkan bagaimana keduanya (laki-laki dan perempuan) bisa berkolaborasi untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik dan seimbang. Ia menjelaskan bahwa ia memilih tema ini untuk lomba agar lebih merasa nyaman dan menikmati prosesnya. Selain itu, tema yang diangkat dalam buku tersebut memberi nilai lebih dalam kompetisi.

“Saya ingin agar pembaca dapat memahami bahwa kesetaraan antara laki-laki dan perempuan penting untuk menciptakan kehidupan yang lebih harmonis,” ujar Fahira.

Pengumuman pemenang sayembara Pembaca Buku Terbaik dalam Festival Literasi Pesantren IV Pesantren Tebuireng.

Sebelumnya, Fahira telah terjun ke dunia literasi sejak kelas 10 SMA AWH. Ia mengaku bahwa minatnya pada literasi dan jurnalistik sudah tumbuh sejak dini.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Saya suka membaca buku karena itu membuka wawasan dan mengasah kemampuan kritis saya,” kata Fahira.

Ia menyadari bahwa membaca memberikan banyak manfaat, terutama untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan memahami berbagai sudut pandang.

Fahira juga menyampaikan bahwa membaca seharusnya bukan sekadar hobi, tetapi kebutuhan. “Buku itu jendela dunia, dan itu betul. Ayo kita baca buku, tingkatkan literasi, karena dengan literasi kehidupan kita bisa lebih terbuka,” tegasnya.

Meskipun baru pertama kali meraih juara di bidang literasi, Fahira memiliki cita-cita besar untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Airlangga. Ia bercita-cita menjadi seorang profesional di bidang hukum atau jurnalistik. Fahira mengatakan bahwa ia membaca buku setiap hari, dan jika tidak terlalu berat, ia bisa menyelesaikan satu buku dalam seminggu.

Dengan prestasi ini, Fahira berharap dapat terus mengasah kemampuannya dan membawa literasi sebagai kebutuhan yang mendalam dalam kehidupan. Orang tuanya sendiri berprofesi di bidang kesehatan, namun Fahira memiliki ketertarikan yang besar di dunia hukum dan jurnalistik, serta berharap prestasi ini akan membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah.



Pewarta: Albii