Tebuireng.online- Menjelang peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2018, unit Penerbitan Pesantren Tebuireng yaitu tim Majalah Tebuireng, Tebuireng.online, dan Pustaka Tebuireng mengadakan seminar bedah buku dan mengajak 350 santri Trensains untuk membaca buku serentak.
Bedah buku yang diformat dengan seminar ini mengangkat tema “Perjalanan intelektual Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, dengan menggerakkan santri menyerap ilmu dan akhlak kiai melalui membaca”. Seminar berlangsung di balai diklat Tebuireng, Sabtu (20/10/2018).
Pembicara dalam seminar ini merupakan alumni Tebuireng, KH. Junaidi Hidayat. Ia mengungkapkan sembari menceritakan metamorfosanya selama di Tebuireng, “santri membutuhkan manage time, korelasi dalam mempelajari ilmu umum dan agama. Ilmu tanpa kreativitas tidak akan menghasilkan penyelesaian karena yang mengubahmu bukan sekolah tapi ilmu yang dimiliki,” ungkapnya pada santri.
Dalam kesigapan santri masa kini diperlukan peningkatan dalam budaya membaca hingga menjadikannya kecanduan, sebagai kebutuhan, dan keistikamahan membaca tidak akan membuahkan hasil bila dengan pemaksaan. Menurutnya, membaca sebagai hal yang membungahkan (menyenangkan) atau sebagai pelarian dari kesumpekan.
“Tujuan diadakannya seminar sekaligus bedah buku oleh unit Penerbitan Tebuireng merupakan konteks perlunya hari ini menatap hari esok supaya bisa lebih baik lagi dan susahnya mengaitkan semangat membaca. “Gerakan Santri Membaca” merupakan pintu dari segala pintu. Perjalanan Tebuireng mengalami salah satu masa pemesatan santri dan tradisi intelektual dimasa KH. Wahid Hasyim menjadi pengasuh, didirikannya madrasah nidhomiyyah, di situ para santri diwajibkan membaca apa saja, bisa koran, majalah, buku, dan lain-lain,” ungkap Ahmad Faozan, kepala unit Penerbitan Tebuireng dalam sambutannya.
Pewarta: Nadia Salma
Editor/Publisher: RZ