tebuireng.online– Kemarin (08/01/17), di Aula Lembaga Diklat Kader Pesantren Tebuireng, SMA Trensains Tebuireng kembali mengadakan acara kuliah umum dengan tema “Sains Kisah Lama dan Pandangan Dunia Mekanik” yang disampaikan oleh penggagas Pesantren Sains (Trensains) dan sekaligus pendiri SMA Trensains bersama Pengasuh Pesantren Tebuireng, beliau adalah KH. Agus Purwanto, D.Sc yang akrab dipanggil Gus Pur.
Kuliah umum kali ini diikuti oleh seluruh santri SMA Trensains, dewan pembina dan asatidz. Seperti biasanya acara kuliah umum diawali dengan memotivasi para santri, namun kali ini beliau memiliki cara yang jitu untuk membangkitkan semangat dan motivasi para santri. Pasalnya kali ini para santri diajak berpikir secara kreatif terkait banyaknya peluang penelitian dengan memanfaatkan objek lingkungan sekitar.
Menurut beliau, Indonesia memiliki banyak fenomena alam yang layak dikaji secara ilmiah. Para santri dapat meneliti fenomena tersebut untuk menghasilkan teori baru dalam ilmu pengetahuan. Fenomena tersebut antara lain adalah fenomena kadar oksigen terbaik di dunia yang berada di pulau Madura dan fenomena rumah semut (musamus) di Merauke.
Dalam paparannya, dijelaskan bahwa rumah semut atau musamus (sebutan masyarakat lokal) ternyata bukan rumah semut seperti kebayakan, akan tetapi berupa rumah dari koloni rayap yang tingginya bisa mencapai empat meter. Berkaitan dengan hal tersebut, para santri pun diajak berimanjinasi untuk membandingkan ukuran tubuh rayap dengan rumah yang dibangunnya.
Beliau menjelaskan bahwa andai kata manusia yang membangunnya maka bangunan tersebut dapat mencapai jarak teleskop Hublle yang mengorbit diangkasa terhadap bumi. Disisi lain jika, lanjut beliau, ditinjau dari material bangunan, hal tersebut dapat memberikan peluang yang sangat bagus bagi para biologiawan dan fisikawan untuk dapat melahirkan teori baru dalam sains kealaman. Menurut Prof. Agus Purwanto, fenomena ini layak bahkan harus diteliti sebelum ilmuwann asing berbondong datang meneliti.
Selanjutnya, untuk membagkitkan motivasi dan kecintaan santri terhadap ilmu pengetahuan, beliau memaparkan tentang teori ilmu jiwa menurut Ibnu Sina. Menurutnya, Ibnu Sina menggunakan tiga argumen untuk membuktikan keberadaan jiwa yaitu al-istimrar (keberlangsungan), ath-thabi’i (alamiah) dan manusia terbang. Pada dalil dan argumen kedua, tembah beliau, Ibnu Sina bertumpu pada konsep gerak Aristoteles yakni gerak spontan dan gerak terpaksa. Gerak spontan merupakan gerak yang terjadi akibat hukum alam, misalkan batu yang dipegang jika dilepas akan (spontan) bergerak jatuh, dan gerak terpaksa terjadi karena ada dorongan luar, misalnya batu dapat bergerak ke atas jika dilemparkan.
“Akan tetapi seekor merpati yang digenggam kemudian dilepas (tidak jatuh) akan terbang tinggi (padahal tidak dilempar) berarti ada sesuatu pada burung dan tidak ada pada batu dan sesuatu itu adalah jiwa, burung mempunyai jiwa, itulah dalil aththabi’iy dari Ibnu Sina tentang eksistensi jiwa,” terang Gus Pur yang asik menerangkan materi kepada para santri.
Dalam gurauannya, teori eksistensi jiwa Ibnu Sina tersebut dapat dipakai untuk menjelaskan fenomena naiknya biaya STNK dan BPKB di negeri ini. “Karena STNK dan BPKB di Indonesia bisa naik tanpa dinaikkan oleh pihak yang berwenang untuk menaikkan, alias STNK dan BPKB naik sendiri berarti STNK dan BPKB di Indonesia berjiwa,” gurauan analogi tersebut serentak membuat para hadirin tertawa dan memberikan applause kepada sang penggagas Trensains itu.
Pada acara inti, beliau banyak mengupas tentang teori-teori sains kaitannya dengan pandangan dunia mekanik. Menurutnya, teori-teori tersebut merupakan teori yang cacat karena akan menuntun kita kepada gagasan kepensiunan tuhan. Bagi teori tersebut, tuhan tidak lagi berperan sejak alam semesta ini diciptakan, layaknya sebuah jam yang berjalan sendiri dengan hukum mekaniknya dan jam tersebut akan rusak dengan sendirinya. Untuk itu, beliau mengatakan bahwa hal ini perlu dikritisi oleh santri Trensains karena tidak sejalan dengan prinsip-prinsip akidah, gagasan kepensiunan tuhan tersebut disebut deisme yang mengisi pikiran manusia modern dan membawa manusia pada aneka krisis kemanusiaan.
Di akhir presentasi beliau berpesan bahwa tugas para santri Trensains kedepan adalah membangun pandangan dunia holistik agar para santri menjadi ilmuwan sejati, ilmuwan dengan Al Qur’an dan filsafat yang kokoh sebagaimana visi besar konsep Pesantren Sains yang beliau gagas bersama Tebuireng. Dalam sesi tanya jawab, beliau mengaku sangat kagum dengan perkembangan santri SMA Trensains yang kritis dan pintar merespon informasi. Beliau berharap hal ini terus ditingkatkan, mengingat harapan besar pada SMA Trensains sangat besar.
Kuliah umum ini adalah kegiatan berkala yang dilakukan SMA Trensains untuk meningkatkan mutu pengetahuan dan keilmuan santri. Sebelumnya pada bulan Agustus lalu, SMA Trensains sukses mengadakan Kuliah Umum yang menghadirkan Prof. Dr. Muhammad D. Al Amri dari King Abdul Aziz City for Tecnology and Science Saudi Arabia, yang mengupas tuntas tentang Cryptogarphy.
Pewarta: Abdul Ghofur
Editor: M. Abror R.
Publisher: M. Abror Rosyidin
Sumber: smatrensains.sch.id