Oleh: Devi Yuliana*

Shalat merupakan salah satu rukun islam. Shalat adalah salah satu ibadah yang wajib dilakukan oleh umat Islam dalam kesehariannya. Allah Swt. telah menjelaskan secara tegas bahwa shalat itu wajib hukumnya dengan firman-Nya yang termaktub dalam al-Quran yang berbunyi:

أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

“Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan dirikanlah salat shubuh. Sesungguhnya, shalat shubuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (Q.S. al-Isra : 78).

Shalat juga merupakan ibadah yang harus tetap dijalani meskipun di waktu genting atau darurat seperti di waktu perang, bahkan ketika sakit. Islam telah memberikan tata caranya tersendiri sesuai kadar kemampuan seorang yang sakit tersebut, seperti ketika tidak mampu berdiri, ia boleh shalat sambil duduk, atau ketika ia tidak mampu untuk duduk, maka ia boleh melaksanakan shalat sambil tidur. Tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat selain hilang kesadaran dan meninggal.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Shalat terdiri dari dua macam, yakni shalat fardlu seperti yang telah kita lakukan selama lima waktu dan shalat sunnah seperti dhuha dan tahajjud. Keduanya sama-sama bisa mendatangkan pahala apabila dilaksanakan sesuai tuntunannya.

Beberapa tuntunan shalat seperti yang telah dijelaskan dalam kitab-kitab fikih beruba syarat dan fardlu shalat, tata cara shalat dari niat hingga salam serta bacaan-bacaan yang ada di dalamnya. Hingga dalam urusan waktu pun, Islam mengajarkan untuk melaksanakan shalat di waktu-waktu yang telah ditentukan.

Selain menentukan waktu untuk shalat, Islam pun mengajarkan tentang waktu-waktu yang tidak boleh digunakan untuk melaksanakan shalat. Yang pertama ialah di waktu terbitnya matahari, kedua ketika matahari tepat di atas kita, dan ketika ketika terbenamnya matahari. Larangan tersebut bukanlah tanpa alasan, melainkan ada rahasia tersendiri mengapa kita tidak dperbolehkan melaksanakan shalat pada waktu-waktu tersebut.

Ada tiga alasan yang dijelaskan oleh Imam Ghazali yang berkaitan dengan ketiga waktu di atas

Yang pertama ialah agar kita terhindar dari perbuatan menyamai para penyembah matahari. Karena sebagian kelompok dari orang kafir memiliki kebiasaan menyembah matahari pada waktu terbit, tepat di atas langit-langit, dan ketika terbenam).

Yang kedua ialah menjaga diri dari waktu berpencarnya setan-setan. Terdapat sebuah hadis dalam Sunan Nasa’i yang berbunyi

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الشَّمْسُ تَطْلُعُ وَمَعَهَا قَرْنُ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا ارْتَفَعَتْ فَارَقَهَا، فَإِذَا اسْتَوَتْ قَارَنَهَا، فَإِذَا زَالَتْ فَارَقَهَا، فَإِذَا دَنَتْ لِلْغُرُوبِ قَارَنَهَا، فَإِذَا غَرَبَتْ فَارَقَهَا» وَنَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الصَّلَاةِ فِي تِلْكَ السَّاعَاتِ

Rasulullah Saw bersabda Matahari terbit dengan diikuti setan, ketika terbit matahari dekat dengan setan, ketika mulai meninggi setan berpisah darinya. Ketika matahari tepat berada di tengah-tengah dekat dengan setan dan ketika matahari telah condong ke barat, maka setan menjauhinya. Ketika matahari terbenam dekat dengan setan, dan setelah terbenam, setan menjauhinya. (H.R Nasai: 559)

Yang ketiga ialah karena para ahli ibadah senantiasa beribadah sepanjang waktu, termasuk mengerjakan shalat. Di samping itu, ibadah yang sama yang dilakukan terus menerus tanpa jeda akan menimbulkan kebosanan pada diri seseorang. Untuk itulah adanya waktu-waktu yang dilarang untuk melakukan shalat. Waktu-waktu tersebut bisa diganti dengan ibadah lain seperti berdzikir dan bertashbih, sehingga ketika tiba waktunya shalat lagi, seorang akan makin semangat melaksanakan ibadahnya.


Referensi:

Sunan an-Nasai

Rahasia-Rahasia Shalat karya Imam Ghazali


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari