Tebuireng.online- Lamongan- Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE) Lamongan menggelar istighosah dan pengajian rutin kitab al-Tibyan, 6 bulan sekali, yang diasuh langsung oleh KH. Fahmi Amrullah Hadziq (Cucu Hadratussyaikh KH Hasim Asy’ari). Pengajian yang dihadiri sekitar 50 alumni ini bertempat di Pondok Pesantren Raudlatul Muta’allimin Tegalrejo Datinawong Babat Lamongan di bawah asuhan Gus Ghozi yang juga alumni Tebuireng. Tampak hadir Ketua Pengurus Wilayah IKAPETE Jawa Timur KH. Roisuddin Bakrie, juga KH. Masnur Arif Penasihat IKAPETE Lamongan dan beberapa alumni senior lainnya, Kamis (29/02/2024).
Gus Fahmi, sapaan akrabnya, dalam pengajian menjelaskan betapa pentingnya silaturrahim. Beliau menyitir sebuah hadis bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Dosa yang lebih cepat hukumannya bagi si pelakunya di dunia, tapi simpanan siksa di akhiratnya tetap ada untuknya, adalah kedhaliman, memutus silaturahim, khianat, dan dusta. Dan sesungguhnya ketaatan yang paling cepat ganjarannya adalah silaturrahim”.
Kepala Pondok Putri Pesantren Tebuireng ini kemudian mencontohkan banyak orang yang saat pilihan presiden berbeda pilihan, bahkan sampai putus kekeluargaan. Ada istri yang beda pilihan dengan suaminya karena jengkel akhirnya suami tidak dimasakkan.
“Pemilu sudah selesai, mari kita rekonsiliasi, kita satukan kembali, kita jalin kembali silaturrahim dengan semua elemen masyarakat,” pesan beliau.
Beliau menambahkan, silaturahmi merupakan ibadah yang utama. Banyak orang ahli ibadah akan tetapi tidak begitu memperdulikan hubungan kemanusiaan.
“Bahkan saat jual beli saja sekarang serba online, beli “ote-ote” sejumlah 5 biji saja online, padahal dalam jual beli itu ada silaturahimnya. Ini yang sudah mulai kita lupakan,” jelas Gus Fahmi yang juga Ketua PCNU Kabupaten Jombang.
Sementara itu, Gus Ghozi sebagai tuan rumah dalam sambutannya menceritakan pengalamannya saat mondok di MQ Tebuireng.
“Saya dulu itu tidak suka belajar, akan tetapi setiap hari saya selalu ziarah dan mengaji al-Quran di Makam Mbah Hasyim, saat mondok dulu saya cuma punya hafalan 3 Juz. Di saat mengikuti seleksi beasiswa kuliah ke al-Azhar Mesir bersaing dengan ratusan peserta saya diterima karena barokah ziarah dan mengaji al-Quran di Makam Mbah Hasyim dan hafalan 3 juz tersebut,” tandasnya.
Gus Raden Zainul (Ketua IKAPETE Lamongan) mengajak kepada para alumni untuk semangat mengikuti pengajian rutin 6 bulanan, ia menyampaikan, betapa penting hadir di majlis ilmu semacam ini.
“Ada sebuah hadis, ‘barangsiapa yang memandang wajah ulama dengan pandangan penuh kebahagiaan, maka pandangan tersebut akan menjelma menjadi malaikat yang akan memohonkan ampunan terhadap dosa-dosa kita’,” katanya.
Ketua Ikapete yang masih keturunan Sunan Drajat ini mengakhiri sambutannya dengan menjelaskan, “Rangkaian kegiatan Ikapete yakni halal bi halal alumni dengan menghadirkan pengasuh pesantren Tebuireng dan sekitarnya,” ungkapnya.
Ketua PW Ikapete Jatim, Gus Rois, dalam sambutannya lebih menyosialisasikan program Presnas Ikapete yakni pembangunan Graha Tebuireng. Beliau mengharapkan agar para alumni bisa ikut berdonasi dalam pembangunan gedung tersebut. Gedung ini nanti di samping digunakan sebagai perkantoran juga menjadi penginapan wali santri atau alumni yang ingin bermalam di Tebuireng.
“Semoga khidmah kita di Ikapete bermanfaat untuk umat dan bisa memberikan yang terbaik serta mengharap berkah dan keberkahan untuk kita semua Amin,” tutup Gus Rois.
Pewarta: Syafik Hoo