Oleh: Silmi Adawiyah*
Dalam sehari, kita bisa mendengarkan adzan berkumandang sebanyak lima kali. Itu menunjukkan bahwa adzan adalah bentuk panggilan dan pengingat jika telah memasuki waktu shalat wajib. Adzan biasanya dikumandangkan di masjid atau mushala melalui pengeras suara, dengan tujuan agar umat muslim di sekitarnya tidak lupa untuk melaksanakan shalat wajib lima waktu dan melindungi dari godaan setan. Rasulullah bersabda:
مَا مِنْ ثَلاَثَةٍ فِي قَرْيَةٍ لاَ يُؤَذَّنُ وَلاَ تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلاَةُ إِلاَّ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ
“Tidak ada tiga orang di satu desa yang tidak ada adzan dan tidak ditegakkan pada mereka shalat, kecuali setan akan memangsa mereka.”
Ulama berbeda pendapat tentang hukum menjawab adzan. Namun yang paling kuat menurut Jumhur Ulama adalah sunnah. Bagi yang bisa dan sanggup untuk menjawab tiap panggilan adzan, maka ada keutamaan dan pahala yang besar untuknya. Dari Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ أَحَدُكُمْ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ…مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Jika muadzin mengucapkan, ‘Allahu akbar… Allahu akbar…’ lalu kalian menjawab, ‘Allahu akbar… Allahu akbar…’ (hingga akhir adzan).. dia ucapkan itu dari hatinya, maka akan masuk surga.”
Sunnah adalah apabila kita mengerjakan akan mendapatkan pahala, jika tidak maka tidaklah mengapa. Sehingga apabila seseorang dalam kesibukan yang membuatnya tidak bisa menjawab adzan, tidak ada dosa baginya. Karena menjawab adzan adalah amalan sunnah ketika adzan dikumandangkan, bukan sebuah kewajiban. Hal ini perpatokan dalam hadist. Hadits Anas bin Malik radhiyallahu anhu berikut:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُغِيرُ إِذَا طَلَعَ الْفَجْرُ، وَكَانَ يَسْتَمِعُ الأَذَانَ، فَإِنْ سَمِعَ أَذَانًا، أَمْسَكَ، وَإِلَّا أَغَارَ، فَسَمِعَ رَجُلًا، يَقُولُ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَلَى الْفِطْرَةِ
“Rasulullah pernah hendak menyerang satu daerah ketika terbit fajar. Beliau menunggu suara adzan, jika beliau mendengar suara adzan maka beliau menahan diri. Namun jika beliau tidak mendengar, maka beliau menyerang. Lalu beliau pun mendengar seorang laki-laki berkata (mengumandangkan adzan), ‘Allaahu akbar, Allaahu akbar.’ Rasulullah bersabda: ‘Di atas fithrah….’” (HR. Muslim no. 382).
*Penulis sedang menempuh pendidikan tingi di Pascasarjana UIN Jakarta.