Ilustrasi

Satu bulan penuh telah kita laksanakan ibadah puasa Ramadan, tiba saatnya pada hari kemenangan yaitu “Idul Fitri“. Semoga seluruh rangkaian ibadah yang telah kita laksanakan bersama dapat diterima oleh Allah SWT., Rasulullah Saw. bersabda:

من أحيا ليلتي العيد أحيا الله قلبه يوم تموت القلوب

“Barangsiapa yang menghidupkan 2 malam ‘id (Idul Fitri dan Idul Adha), maka Allah akan menghidupkan hatinya pada hari di mana semua hati mati.”

Amalan Menghidupkan Malam Hari Raya

Para ulama salaf menganjurkan minimal ada dua ibadah yang disunahkan untuk kita, sebagai bentuk bahwa kita menghidupkan malam Idul Fitri.

Pertama, yaitu shalat isya dan subuh secara berjamaah berjamaah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kedua, melantunkan takbir di mana pun kita berada baik di jalan, di masjid, di rumah, dan sebagainya, kecuali saat berada di kamar mandi. Sedangkan kesunahan takbir sendiri dalam Idul Fitri dimulai dari terbenamnya matahari sampai melaksanakan shalat Idul Fitri

 

5 Anjuran Amalan saat Hari Raya Idul Fitri

Pertama, mandi dan bersih-bersih sebelum berangkat shalat Idul Fitri. Baik bagi laki-laki maupun perempuan dan baik bagi yang ikut serta melaksanakan shalat Idul Fitri maupun tidak. Bersih-bersih yang dimaksud ialah seperti mandi, potong kuku, dan semacamnya.

Kedua, makan sebelum berangkat shalat Idul Fitri. Berbeda dengan shalat Idul Adha yang dimakruhkan makan sebelum selesai shalat, mengingat fakir miskin masih menunggu daging kurban untuk dimakan. Akan tetapi dalam Idul Fitri, beras atau zakat tentu sudah dibagikan sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri. Itulah alasan dianjurkan memakan sesuatu sebelum shalat Idul Fitri meskipun sekedar minum saja dan lebih utama makan tiga butir kurma.

Ketiga, memakai pakaian yang bagus dan rapi, lebih-lebih yang berwarna putih sebagai dalam hadis Nabi Saw.:

اِلْبَسُوْا مِنْ ثِيَابِكُمْ اَلْبَيَاضَ فَإِنَّهَا مِنْ خَيْرِ ثِيَابِكُمْ

“Pakailah pakaian kalian yang berwarna putih. Karena sesungguhnya pakaian putih termasuk pakaian terbaik bagi kalian.” (HR. al-Tirmidzi).”

Tidak harus baru yang penting rapi dan dianggap baju paling bagus, sebagai dikatakan:

ليس العيد لمن لبس الجديد إنما العيد لمن طاعاته تزيد

ليس العيد لمن تجمل باللباس والركوب إنما العيد لمن غفرت له الذنوب

Hari id bukanlah bagi orang yang pakaiannya baru, tetapi hari ‘id ialah bagi siapa yang taatnya bertambah

Hari ‘id bukanlah bagi orang yang memperindah baju dan kendaraan, tetapi hari ‘id ialah bagi siapa yang diampuni kesalahannya.

Keempat, menggunakan rute atau jalur yang lebih jauh di saat berangkat ke masjid atau tempat shalat Id, dan menggunakan rute yang lebih dekat di saat kita pulang dari shalat Idul Fitri. Hal ini dianjurkan agar menambah pahala perjalanan yang kita lakukan untuk shalat ‘Id.

Sedangkan yang kelima, saling bermaaf-maafan dan mengucapkan “selamat hari raya Idul Fitri”

Wallahua’lam.


Sumber dari kitab Hasyiah al-Bajuri (juz 1, hlm 224-227)


Ditulis oleh Faizal Amin, mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari