Buku Hidup Minimalis ala Rasulullah. (sumber: merpatibook)

Hidup minimalis mulai digaungkan kembali di masa kini. Padahal, jauh sebelum era modern yang menyuarakan tentang konsep minimalis, Rasulullah sudah mencontohkannya kepada umatnya. Maka, buku ini hadir ditulis oleh penulisnya supaya dapat membacanya dan menerapkan kesederhanaan hidup Rasulullah.

Buku ini dimulai dari Bab 1 Sederhana Membawa Berkah, pembahasannya dari rumah Rasulullah, Tempat Tidur, Sandal dan Sepatu, Gelas, Roti hingga lauk pauk Rasulullah. Semua hal tersebut dicontohkan oleh Rasulullah dengan sederhana, yang diutamakan adalah kenyamanan bukan menampilkan kemewahan dan yang terpenting bersih serta pakaian yang menutup aurat.

Gelas yang digunakan pun yang pastinya punya fungsi bukan sekadar pasangan walaupun terbuat dari emas dan perak. Makanan berupa roti juga tidak perlu yang mahal asalkan bisa mengenyangkan sudahlah cukup untuk mengisi perut agar terhindar dari rasa lapar.

Begitu pun dengan lauk pauknya adalah yang terpenting kandungan lauk yang menyehatkan tubuh. Hal-hal sederhana dari kehidupan Nabi menjadikan kita lebih bersyukur atas segala nikmat dan menjauhkan kita dari sifat kufur. 

Bab 2 dengan bahasan Bersyukur Resep Bahagia, seperti Daripada Kufur Lebih Baik Syukur, Rasulullah tidak mengeluh, memanfaatkan apa yang sudah dimiliki, tidak gemar memilah dan memilih serta syukur bikin mujur. Dalam Bab ini diceritakan tentang Qorun pada masa Nabi Musa. Pelajaran yang dapat dipetik dari ceritanya adalah kita mesti bersyukur dalam setiap keadaan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Terutama ketika dilanda kesulitan saat hidup, harus belajar melapangkan hati dan menerima ketetapan Allah. Terlebih lagi, nikmat sehat lebih utama dan mahal harganya. Jadi, meskipun hidup sederhana, tapi masih bisa bahagia. Hidup sederhana ini semacam hidup gaya minimalis.

Selain itu, diceritakan pula kehidupan Nabi Sulaiman yang kaya raya, namun tetap menunjukkan kesederhanaan selama hidupnya. Nabi Sulaiman makan secukupnya dan lebih senang membagikan makanan yang lezat kepada rakyatnya. Hal itu dia lakukan agar tidak membuatnya lupa pada rakyatnya yang kelaparan.

Baca Juga: Kehidupan Minimalis di Dunia Tanpa Lupa Akhirat

Rasa syukur lebih banyak membawa manfaat kepada manusia agar selalu berpikir positif dan membuat diri semakin dekat kepada Allah. Sehingga, benarkah bahwa syukur dapat membawa manusia menjadi lebih bahagia.

Mengeluh memang sikap dasar manusia, karena manusia diciptakan dengan sifat mudah mengeluh. Akan tetapi, kebiasaan mengeluh tidak baik, maka bersabar adalah hal yang lebih baik karena Allah tidak pernah membebankan sesuatu di luar batas kemampuan hamba-Nya.

Sifat Rasulullah memang patut untuk dicontoh. Walaupun kehidupannya penuh lika-liku, beliau jarang mengeluh. Sebab, mengeluh hanya akan membuat kita sulit menikmati hidup.

Tidak hanya kisah Nabi Muhammad yang diceritakan dalam buku ini, melainkan juga kisah Nabi Yusuf dan Nabi Ayub dengan ujian-ujiannya. Tetapi, mereka tidak mengeluh serta tetap meminta pertolongan kepada Allah dan bersabar dengan ujiannya.

Daripada mengeluh, lebih baik bersyukur dengan melihat orang lain yang nikmat-Nya sangat sedikit dibandingkan nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita.

Bagian memanfaatkan apa yang sudah dimiliki, menegaskan agar tidak memikirkan omongan orang lain terhadap gaya hidup sederhana yang kita jalani. Sebab, kebiasaan memanfaatkan apa yang sudah dimiliki adalah cara melatih diri untuk hidup sederhana.

Sikap sederhana akan menjadikan kita sebagai pribadi yang selalu menerima, syukur dan ikhlas kepada Allah. Bagian Gemar memilah dan memilih, dalam hal makanan, Rasulullah menikmati makanan yang dia sukai dan meninggalkan tanpa mencela makanan yang dia kurang sukai.

Bagian syukur bikin mujur, karena bersyukur membawa berkah sehingga membuka banyak banyak peluang nikmat yang Allah siapkah untuk kita.

Bab 3 Ikhlas dan tawakal kunci ketenangan, bagian Rasulullah membantu pekerjaan rumah tangga, mengingatkan bahwa tugas rumah tangga bukan tugas istri saja, namun suami yang baik pasti membantu istri mengerjakan pekerjaan rumah.

Bagian sifat tawadhu Rasulullah patut dicontoh karena akan menjauhkan kita dari sifat sombong, didekatkan pada pintu-pintu kebaikan, memberi ketentraman dan dicintai oleh Allah.

Bagian kesabaran Rasulullah tak perlu diragukan lagi dengan cobaan dan ujian yang hebat, Rasulullah mengajarkan agar lebih bijak dalam menyelesaikan masalah. Dengan kesabaran akan membuat hati kita lebih lapang dan Allah memberikan kemudahan juga pahala kesabaran.

Bab 4 Boros temannya setan, yakni Rasulullah tidak pernah Boros, Rasulullah hidup zuhud dan Boros membawa mudarat. Dengan kesederhanaan Rasulullah sudah pasti beliau tidak pernah Boros, karena sifat Boros menjauhkan diri dari keberkahan hidup.

Hidup sederhana asalkan ada harta untuk bersedekah lebih baik. Rasulullah hidup zuhud, yang artinya bisa mengendalikan diri dan tidak mudah tergoda urusan duniawi. Namun, zuhud bukan berarti menghabiskan waktu ibadah tanpa jeda dan juga tidak lalai pada keluarga hingga tak memberi nafkah.

Baca Juga: Meneladani Akhlak Rasulullah dalam Kehidupan Sehari-hari

Bagian Boros membawa mudarat, karena dampak sikap Boros membuat diri sombong dan riya terhadap apapun yang dimiliki sehingga tidak mendapatkan keridhoan dari Allah.

Bab 5 Bahaya berlebih-lebihan, bagian selalu kurang dan tidak bersyukur, dimaksudkan berfoya-foya membuat menyesal di kemudian hari. Sikap berlebih-lebihan hanya akan membuat hati gundah.

Bagian dekat dengan kekufuran, karena sifat berlebih-lebihan yang membuat Allah akan mencabut keislaman kita dan segala Amal ibadah di masa lampau. Walaupun kita memiliki rezeki berlimpah, tetaplah hidup sederhana. Gaya hidup sederhana membuat kita lebih damai dan terhindar dari stress.

Bagian timbul sikap iri dan dengki, dalam bagian ini diceritakan kisah Abu jahal dengan kaum Quraisy, yang sangat iri dan dengki kepada Rasulullah. Sikap tersebut bisa menumbuhkan kejahatan yang mengerikan. Oleh sebab itu, Allah melarang kita bersikap iri dan dengki kepada manusia lainnya.

Contohlah Rasulullah, meskipun banyak sahabat beliau yang hidup mewah, namun beliau tidak pernah merasa iri. Beliau menjalani hidup dengan sikap qanaah, syukur, ikhlas dan tawakal. Oleh karena itu, jadilah manusia yang mau bersyukur atas segala nikmat yang dimiliki. Pribadi yang qanaah, ikhlas, dan tawakal akan lebih menyenangkan. Selain itu, perbaiki pola pikir agar hidup lebih tenang dan tidak diperbudak keborosan lagi.

Bagian Jauh dari Rahmat dan nikmat Allah karena sifat berlebih-lebihan, sebab Allah tidak menyukai Hamba-Nya yang berlebihan. Di bagian ini diceritakan pula kisah Malaikat Jibril dengan ahli ibadah. Diceritakan kalau Si Hamba tersebut bersikukuh ingin masuk surga dengan Amal ibadahnya selama 500 tahun.

Namun, Si Hamba tersebut justru masuk ke neraka. Karena, tidak sebanding Amalnya dengan nikmat yang diberikan Allah kepadanya selama hidup. Padahal, masuk surga karena rahmat Allah sungguh luar biasa. Rahmat Allah hanya diberikan kepada Hamba-Nya yang menjalankan perintahNya serta menjauhi larangan-Nya. Oleh sebab itu, perbaiki diri agar rahmat dan nikmat Allah tetap diberikan kepada kita.

Bagian terakhir, yaitu Hidup jadi tak berkah, karena sikap tercela berlebih-lebihan yang tidak disukai Allah. Maka, kita mesti paham bahwa sikap takwa dan menjalankan perintah serta menjauhi larangan-Nya akan menjadikan hidup kita dipenuhi keberkahan. Maka dari itu, jadilah pribadi yang selalu bersyukur ketika menerima nikmat Allah, dan sikap ikhlas juga tawakal agar hidup kita berkah dan hidup lebih bahagia.


Penulis                        : Ratnani Latifah
Penerbit                      : Syalmahat Publishing
Tahun terbit                : 2022
ISBN                          : 978-623-92995-6-9
Jumlah Halaman         : 182 Halaman
Peresensi                   : Putri Wulan Anjeli