ilustrator: najib/iryan-tebuirengonline

Oleh: Al Fahrizal*

Kurban sebagian dari peristiwa yang terjadi saat hari raya Idul Adha tiba. Kurban merupakan proses penyembelihan hewan ternak tertentu sebagai wujud ketaatan hamba kepada Allah Swt. Namun, semasa kecil dahulu atau pasti sempat terlintas dalam pikiran kita semua, apakah hewan yang disembelih tersebut merasakan sakit ya?

Pertanyaan tersebut mungkin pernah terlintas di benak kita. Apalagi yang pernah menyaksikan langsung kondisi hewan kurban yang disembelih, hewan-hewan tersebut kejang-kejang, ada yang melonglong, bahkan tidak sedikit pula kita dengar kabar ‘hewan kurban kabur’ saat hendak disembelih.

Dewan Kesejahteraan Hewan Peternakan Inggris (The British Farm Animal Welfare Council (FAWC), pernah menyarankan pemerintahan Inggris tentang penyembelihan secara syariat menyebabkan penderitaan yang parah pada hewan.

Sangat Menderita 

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dikatakan bahwa hewan ternak yang disembelih itu membutuhkan waktu hingga dua menit untuk mati kehabisan darah dan hal itu yang merupakan pelanggaran terhadap hak-hak hewan.

FAWC yang diketuai oleh Dr. Judy MacArthur Clark berkata bahwa hewan yang dibunuh dengan metode sengatan listrik itu lebih sedikit merasakan penderitaan dibanding dengan sembelih, karena periode waktu mereka mati lebih singkat.

Siapa Bilang Sakit?

Profesor Wilhem Schultz dan Dr. Hazim dari Universitas Hanover, Jerman pernah melakukan penelitian terhadap hewan yang dibunuh dengan cara disembelih sesuai dengan syariat Islam. 

Penelitian tersebut menggunakan elektroensefalografi (EEG) dan elektrokardiogram (EKG) untuk memantau rasa sakit dan stres yang terjadi pada hewan tersebut dan hasilnya mengejutkan, bahwa penyembelihan halal atau sesuai syariat itu sebenarnya lebih ‘manusiawi’ daripada pemingsanan dengan listrik atau sebagainya.

Schultz percaya hewan yang disembelih dengan cara halal menjadi tidak sadarkan diri dalam waktu tiga detik akibat kehilangan banyak darah ke otak, sedangkan EEG memantau tidak ada rasa sakit apapun setelah enam detik.

Hazim juga menegaskan bahwa hewan yang disetrum EEG menunjukkan rasa sakit yang parah segera setelah hewan tersebut pingsan. Jantung hewan yang disetrum listrik juga berhenti berdetak jauh lebih awal dan juga mengakibatkan lebih banyak darah yang tersimpan di dalam daging. Hal ini tentu tidak higinis.

Islam Solutif

Ajaran Islam itu bukan rahmatan lil muslimin, tapi rahmatan lil ‘alamin. Saking rahmatnya, Islam bahkan mengatur hal-hal kecil, kelihatannya remeh-temeh, tapi sangat besar dampaknya jika diabaikan. Contoh sederhana kasus bagaimana seharusnya hewan ternak itu dihilangkan nyawanya. Padahal hanya hewan, tapi Islam tidak bilang itu ‘hanya hewan’, Islam bilang:

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ

Sesungguhnya Allah Swt. telah menetapkan perbuatan ihsan (baik) pada tiap-tiap sesuatu. Jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik pula. Hendaklah salah seorang di antara kalian menajamkan pisaunya dan menenangkan sembelihnya.  (HR. Muslim no. 1955)

Itulah Islam. Wallahu’alam…

*Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng.