
DI JALAN SUNYI
Aku ingin berjalan
di jalan yang hening
sesunyi aku mencintaimu
aku ingin berjalan
di padang bunga
semekar perasaan
diam-diam bersemi
bahkan suara kelopak jatuhnya
tak diterka angin
aku ingin melewati jalan
yang meredam suara
berdetak di jantung mereka
biar saja suara angin berkesiur
Riau, 2024
PERGI DENGAN SUNYI
Apa lagi yang kau bawa
sedalam laut, cintamu
atau seluas samudera
rindumu
membuat palung, di dada biru
apa lagi yang kau sembunyikan
ombak yang dipeluk
gemuruh yang didiamkan
oleh satu jari ke bibir perigi
berlayarlah, layar terbuka
angin membuka jalan
ia menggiring sampai dada laut
yang sedia jadi tubuh
untuk pergi jauh
Riau, 2024
HARI-HARI ADALAH MASA LALU
Duh, betapa sunyinya mawar
jatuhkan kelopak
saat pagi belum sempurna
membuka jendela
tanah masih dingin
cahaya matahari belum burai
sudah ada ketiadaan
serta perpisahan
sebelum siang datang
sebenarnya
setiap hari, adalah pertemuan
yang akan menjadi perpisahan
dan seluruh hari-hari
adalah sekumpulan waktu yang menjadi
masa lalu
Riau, 2024
JADILAH TEMAN UNTUKMU
Tulislah satu surat setiap hari
untukmu, di bibir pagi
tentang apa saja
bisa kau baca kembali suatu hari
supaya engkau
tak hanya berbicara
pada hiruk pikuk dunia
sesekali, temani kau yang sendiri
agar dia memiliki teman
tak sendirian dan kesepian
oleh gemuruh fatamorgana
tapi, kau tak menjadi teman untukmu sendiri
Riau, 2024
Penulis: Riska Widiana